Apabila konsep pendidikan dijabarkan maka tiga perkataan, yaitu mendidik, mengajar dan melatih, pada hakekatnya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, karena masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri dan mengarah kepada pembentukan bagian kepribadian tertentu dari anak didik. Jelasnya adalah bahwa mendidik, lebih tertuju kepada pengembangan segi-segi kepribadian yang lain sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Adapun melatih lebih dicurahkan untuk mengembangkan dalam rangka mempraktekkan atau mengamalkan hasil pendidikan dan pengajaran yang diterima. (Afrahul Fadilah Daulay, 2021).
Pendidikan adalah proses transformasi nilai, kata proses mengandung makna ada kegiatan, ada pula input dan output. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat melakukan transfer nilai dari yang ada sebelumnya kepada saat ini, sekaligus juga untuk masa yang akan datang.
Tujuannya adalah agar nilai kebaikan masa lalu dapat diterapkan hari ini, begitu juga untuk diberikan sebagai persiapan hidup bagi generasi muda di masa mendatang.
Bagaimana cara orang melakukan transfer, maka makna pendidikan dapat diartikan sesuai dengan kondisi dan situasi input. Kondisi dimaksudkan adalah keadaan yang sedang dialami oleh peserta didik apakah itu kondisi sosial, politik maupun ekonomi dan lain sebagainya. Sementara situasi adalah keadaan psikologis pada anak sebagai peserta didik.
Perpaduan antara kondisi dan situasi ini maka melahirkan konsep pendidikan apakah itu mendidik, mengajar atau melatih. Ketiga konsep ini pada dasarnya sama untuk melakukan transformasi nilai budaya dari satu generasi kepada generasi berikutnya.
Doktor Afrahul Fadilah menegaskan dalam hal ini; apabila konsep pendidikan dijabarkan maka tiga perkataan, yaitu mendidik, mengajar dan melatih, pada hakekatnya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan,
Pertama, makna pendidikan sebagai proses mendidik, lebih diarahkan pada kondisi psikologi anak sebagai peserta didik. Anak adalah seorang yang dipandang utuh atau manusia seutuhnya yang sedang dalam proses mencari identitas diri dengan menemukan jatidirinya dalam kehidupan. Dengan mengenal hakikat diri, kemapuan, eksistensi dan tujuan hidup diharapkan proses pendidikan akan bermanfaat untuk masa depannya. Makanya dalam hal ini kita diajak berpikir bahwa; mendidik, lebih tertuju kepada pengembangan segi-segi kepribadian yang lain sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Kedua, makna pendidikan sebagai proses mengajar, ini diarahkan pada upaya mengenal kondisi lingkungan apakah itu sosial, politik maupun ekonomi. Peserta didik yang diberi pengajaran selalu diarahkan mempunyai wawasan bagaimana ia hidup bersosial, melek politik, serta mampu mandiri secara ekonomi. Transfer pengetahuan ini menjadi bagian penting dari pengajaran, makanya sarat dengan materi, wawasan kognitif, skill serta kecakapan untuk menghadapi dunia luar yang sebenarnya.
Ketiga, makna pendidikan sebagai proses melatih, dari apa yang didapatkan tentang lingkungan dan dirinya, maka anak harus terbiasa dengan mengolah otak, hati dan raga. Adapun melatih lebih dicurahkan untuk mengembangkan dalam rangka mempraktikkan atau mengamalkan hasil pendidikan dan pengajaran yang diterima selama ini.
Tidak ada yang dapat berjalan sendiri antara pendidikan, pengajaran dan pelatihan, ketiganya sejalan dan seiring untuk membentuk kepribadian yang disiapkan menghadapi kehidupan.
Oleh karena itu maka sekali lagi Afrahul Fadilah menegaskan, karena masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri dan mengarah kepada pembentukan bagian kepribadian tertentu dari anak didik.Di sini kita harus membuat pemetaan mana yang diutamakan, mana sebagai pelengkap, dan saat kapan itu dilakukan pada peserta didik.
Ilmu pendidikan sebagai bagian dari upaya memberikan dasar-dasar pengetahuan tentang transfer nilai tentulah selalu berangkat dari apa hakikat manusia, bagaimana manusia tumbuh dan berkembang, dan ke mana arah tujuan hidup manusia.
Filsafat pendidikan ini akan menjadi bermakna ketika pengertian pendidikan tidak lagi dipermasalahkan apakah itu harus mendidik, mengajar atau melatih. Tetapi yang utama kita faham saat kapan dilakukan, saat kapan pula diprioritaskan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.