Konsep apapun yang ditawarkan orang selalu layak untuk diperhitungkan, dikritisi untuk akhirnya diterima atau ditolak. Adalah hak kita sepenuhnya membangun Psikologi Islami. Dan adalah hak mereka sepenuhnya untuk melahirkan Psikologi Transpersonal, Indigenous Psychology, Psikologi Indonesia, Psikologi Kristiani, Psikologi /Budha, dan sejenisnya. Apapun yang dilahirkan orang, setidaknya akan memperkaya khazanah ilmu; dan sejarahlah yang akan membuktikan ketangguhannya. Semoga Psikologi Islami; konsep, pendekatan dan penerapannya, membawa perubahan bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas manusia, mampu membuktikan ketangguhan dalam arus gelombang sejarah, dan lebih dari semua itu diridhai Allah. (Ancok,1994:145).
Satu disiplin ilmu didasarkan oleh berbagai teori, dan teori diawali dari deskripsi berbagai fakta, didalilkan dan kemudian dibuktikan lagi dengan fakta. Itulah siklus ilmu pengetahuan di mana teori keilmuan tidak pernah berhenti, terus menerus diuji, dibenarkan, disanggah disempurnakan dan seterusnya.
Kehidupan manusia di abad modern ini banyak mengalami berbagai gejala, salah satunya dapat dideskripsikan manusia yang selalu berpacu dengan waktu, bahkan waktu seakan menjadi Tuhan baru bagi mereka.
Banyak teori yang membenarkan, mendukung bahkan memberi jalan bagaimana manusia selamat di dunia modern ini. Teori-teori pembenaran tersebut tentu tidak hanya didasarkan pada satu disiplin ilmu, ada yang berkolaborasi dengan ilmu lain.
Sebagai contoh kemodernan dipacu oleh teori kesejahteraan, ilmu ekonomi, serta sains tentang kemudahan dalam menjalankan kehidupan. Bayangkan klaim ilmu ekonomi yang menyatakan bahwa manusia modern adalah mereka yang memiliki kemudahan akses dimana saja, kapan saja.
Sementara itu teori-teori yang mengkiritisi kehidupan modern berangkat dari kehidupan manusia yang lebih spritual. Teori ini meyakini tujuan hidup manusia terletak dari bagaimana individu mencapai puncak kebahagiaan baik sendiri maupun bersama tanpa mengeksploitasi satu dengan lainnya.
Mereka selalu menanyakan apakah kesejahteraan satu-satunya jalan menuju kebahagiaan? Gejala kekecewaan, kekhawatiran bahkan kebencian terhadap dunia modern menjadi bahan antitesa bagaimana memberikan respon balik untuk membangun teori alternatif.
Sampai pada alternatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan, maka Islam memberikan satu pencerahan lewat psikologi Islami. Apakah ini jawaban terhadap perseteruan kedua teori di atas, atau memang mengungkap sesuatu yang masih tersimpan?
Pada dasarnya teori dan ilmu pengetahuan itu adalah alat atau jalan bagaimana manusia hidup lebih baik. Lebih baik dari lainnya tentu tidak mesti dengan membanding-bandingkan saja, akan tetapi bila menelusuri gejala kehidupan manusia saat ini, dinsini, dan pengalaman kita memang membutuhkan jalan lain.
Jamaludin Ancok adalah orang yang getol mengembangkan kearifan keindonesiaan tentang psikologi Islami.
Beliau bukan hanya memberi ruang untuk diskusi tentang teori-teori kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia modern, tetapi ingin memproklamirkan bahwa psikologi Islami benar-benar konsep, pendekatan dan penerapannya, membawa perubahan bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas manusia, mampu membuktikan ketangguhan dalam arus gelombang sejarah, dan lebih dari semua itu diridhai Allah.
Begitulah ilmu pengetahuan, di mana satu disiplin memberikan teori sebagai alternatif memberi kemudahan dalam kehidupan manusia, dikritisi, diberi tantangan bahkan ada yang menolak.
Namun pembuktikan lewat berbagai pengalaman manusia setiap saat akan memberikan ruang, apakah benar diterima atau ditolak. Toh ternyata semakin banyak orang kaya semakin banyak pula yang bersedekah, tetapi menurut faktanya, kesejahteraan dan kebahagiaan selalu hanya dalam teori.
Contoh fakta lain, apakah kesejahteraan ekonomi mendorong seseorang untuk berangkat menuaikan ibadah haji, bila kebahagiaan yang dicari, ternyata niat beribadah lebih banyak bagi orang yang tinggal di desa.
Mungkin saja orang kaya di kota belum mendapatkan jalan alternatif bagaimana kebahagiaan dapat diperoleh dengan cara yang benar, dengan teori yang benar, dan dipertanggungjawabkan untuk satu kata “diridhai Allah”.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.