This research investigates the online teaching in English learning. It is aimed to analysis how to apply online teaching in teaching learning English, describe the strategies are used in online teaching and investigate the problem solving by the teachers during online teaching. The results of this research showed that online teaching is considered less effective because of many obstacles by the teachers and the students. Online learning does not well. The factors that caused many students do not have supporting tools as a basic reference in the learning process. The teachers solve provides reinforcement and repetition of material taught through Google classroom, provide material by displaying audio visuals from You Tube about the material to be studied, teachers can also create their own You Tube account or other learning tools that interest the student. (Fitri Hilmiyati, 2021).
Pembelajaran kini terus berkembang, perkembangan ilmu tentang pembelajaran pada abad ke 21 lebih ditopang oleh kemajuan teknologi khususnya teknologi dan informasi.
Bayangkan kalau zaman dulu kita belajar mesti mencari, menemukan, dan mendatangi guru, kini justru kebalikannya, guru sudah ada di mana-mana, bahkan ada di hadapan mata kita.
Bahkan bukan tidak jarang kita temukan guru yang mencari siswa, karena guru sudah siap kapan saja, di mana saja untuk belajar tentang apa saja. Itulah pembelajaran hari ini.
Setiap perkembangan ilmu pengetahuan pasti didukung oleh adanya penelitian, pengembangan berbagai perangkat seperti tools pembelajaran, bahkan perangkat keras seperti komputer, namun juga perangkat lunak seperti sistem.
Ketiga perangkat ini menjadi satu kesatuan sistem bagaimana agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan.
Tools atau peralatan pembelajaran yang selama ini dipersiapkan guru kini sudah banyak digantikan, dahulu alat tulis, buku semua dipersiapkan dengan baik, namun kini sudah tersedia bahkan dalam bentuk tidak nyata (virtual).
Perangkat keras seperti gadget, komputer, dan lain sebagainya bukan lagi barang mewah, tidak hanya milik orang kaya, siapapun dapat memiliki sampai ke desa kita dapat menemukannya. Apalagi jaringan sebagai sebuah sistem pembelajaran justru dikembangkan untuk mengerti, memahami kebutuhan peserta didik, dan pendidik yang akan berinteraksi kapan saja.
Namun apakah semua hal di atas dapat berjalan dengan baik, dimana pendidikan dan pembelajaran dilakukan dengan penggunaan sistem online, pembelajaran untuk sebuah keterampilan berbahasa pengucapan secara lisan, tentu banyak hal yang dapat kita diskusikan.
Dr Fitri dari UIN Banten membuktikan bahwa dalam penelitian beliau tentang pengajaran online dalam pembelajaran bahasa Inggris.
Dengan maksud untuk menganalisis bagaimana menerapkan pengajaran online dalam pembelajaran bahasa Inggris, mendeskripsikan strategi yang digunakan dalam pengajaran online dan menyelidiki pemecahan masalah yang dilakukan guru selama pengajaran online.
Apa yang terjadi ternyata hasilnya sungguh mengejutkan kita. Tim peneliti ini memberanikan diri melihat fakta di lapangan bahwa pengajaran daring dinilai kurang efektif karena banyak kendala yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Pembelajaran online tidak berjalan dengan baik. Faktor yang menyebabkan banyak siswa tidak memiliki alat pendukung sebagai acuan dasar dalam proses pembelajaran.
Guru menyelesaikan memberikan penguatan dan pengulangan materi yang diajarkan melalui Google Classroom, memberikan materi dengan menampilkan audio visual dari You Tube tentang materi yang akan dipelajari, guru juga dapat membuat akun You Tube sendiri atau sarana pembelajaran lain yang diminati siswa.
Sungguh Dr Fitri dan kawan kawan adalah bagian dari autokritik kita terhadap apa yang ada di dunia pendidikan kita, di saat mana kita gandrung dan ikut-ikutan latah tentang teknologi pendidikan, namun pada bagian lain kita harus menyadari ada sisi yang tidak dapat diatasi.
Kita percaya dan setuju dengan penelitian ini, pembelajaran dengan karakteristik tertentu khususnya pembelajaran bahasa tidaklah mesti menggunakan teknologi bila tidak didukung oleh ketiga hal, yakni tools yang mumpuni, perangkat yang canggih, serta sistem yang mapan.
Semuanya terpulang, apakah pembelajaran kita hanya untuk memenuhi tuntutan sebuah sistem, atau ingin memberikan yang terbaik bagi peserta didik kita.
Kita benar-benar diingatkan, bahwa strategi pembelajaran yang paling ampuh adalah suri teladan, dan media paling utama adalah guru itu sendiri. Dan semoga bukan guru yang mencari siswa lagi, tetapi keduanya saling mencari ilmu hikmah tentang pendidikan.
Apapun teknologinya, siapapun yang akan belajar, sebagai pendidik kita pantas merenungkan hasil penelitian ini, dan kita lanjutkan untuk bekerjasama dengan berbagai ilmu pembelajaran agar pendidikan di masa depan tetap terjaga sesuai dengan misi sucinya. Semoga.
Kita setuju berkolaborasi membangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi.