Di dalam ajaran Islam kebebasan yang diberikan kepada manusia adalah kebebasan yang dipimpin oleh wahyu Allah. Manusia bebas untuk berperilaku berlandaskan norma-norma seperti yang digariskan dalam Al Qur-an. Prinsip kebebasan menyatakan pendapat mengandung makna bahwa manusia wajib menggunakan akal pikirannya. Akal pikiran yang sehat akan membuahkan pula pemikiran-pemikiran yang sehat dalam makna selalu dilandasi oleh wahyu Allah yang tercantum dalam Al Qur`an. (Daud Ali, 1988:59).
Ketika saya masuk kelas pertama kali di semester satu untuk mengajar diawali dengan membaca surat Al fatihah, apakah itu simbolis atau aturan dari prodi yang penting sudah dilaksanakan.
Untuk memulai mata kuliah sebelum kontrak perkuliahan dilaksanakan, saya perhatikan mahasiswa pertama mengenakan kemeja panjang tetapi lengannya digulung, mahasiswa kedua berambut gondrong menurut ukuran fakultas walupun tampak rapi, dan mahasiswa ketiga sibuk main ponselnya padahal saya ada di depan kelas.
Itulah fenomena yang kadang kita hadapi, dan sebagian dosen membenarkan, atau tidak peduli yang penting mengajar selesai.
Masih untung, untunglah sebelum lebih jauh saya cepat-cepat menyadari dan apa yang terjadi pada diri saya selaku pendidik atau dosen, oh…saya masih mengenakan kemeja dengan lengan panjang dikancing, oh…ya rambut saya juga pendek dan mengenakan songkok kupiah hitam, dan oh…..cepat-cepat saya lihat telepon seluler saya sudah saya mode senyap. Saya pun mulai bergerak memberikan pengarahan sebelum memulai pembelajaran.
Anak muda yang ganteng, jadi mahasiswa yang hebat bolehlah sudah bayar uang kuliah punya hak untuk masuk kampus, tetapi ingat ada aturan tentang tata cara berpakaian.
Mahasiswa mulai melihat kanan kiri. Semua anak muda mari kita lihat lingkungan kita, mungkin abang ini akan lebih ganteng, rapi karena calon sarjana alangkah eloknya kalau rambutnya dipangkas. Ingat itu bukan karena kamu masuk di fakultas favorit kamu di sini.
Semua kita punya ponsel, kecuali mendesak ada orang tua yang sakit, atau panggilan darurat, mohon hanya 2×50 menit saja kita off kan dulu ya. Mari kita lakukan semua bukan karena peraturan, tetapi untuk menghargai diri sendiri, siapa lagi yang menghargai diri kita kalau bukan kita sendiri.
Dan pembelajaran pun dilakukan dengan kesadaran bukan keterpaksaan, maksudnya dosennya dulu sadar karena tugasnya bukan sekedar mengajar tetapi mendidik dan memberi teladan.
Bertahun-tahun itu saya lakukan, sebagian ada yang setuju, sebagian ada yang mencemooh, bahkan ada yang menyatakan itu mengada-ada. Hasilnya ketika mereka sudah tamat jadi alumni dengan senang hati dan bangga ia menceritakan bahwa ada berkesan ketika pembelajaran dengan cara tiga pernyataan di atas tadi.
Catatan saya yang penting adalah benar mahasiswa memiliki kebebasan untuk ekspresi diri, tetapi ia terikat dengan aturan di mana ia tinggal dan berbuat.
Di dalam ajaran Islam kebebasan yang diberikan kepada manusia adalah kebebasan yang dipimpin oleh wahyu Allah. Kita setujulah bila mahasiswa melakukan banyak hal karena dari kesadaran diawali dari bimbingan dan didikan siapa yang di depan.
Catatan saya yang kedua adalah mengajak mahasiswa berdialog dengan kejujuran, tetapi ingat kita persepsikan mereka adalah calon sarjana yang baik, memiliki masa depan ceria itu lebih baik, dari pada muram dan gelap. Kita setujulah manusia bebas untuk berperilaku berlandaskan norma-norma seperti yang digariskan dalam Al Qur-an.
Prinsip kebebasan menyatakan pendapat mengandung makna bahwa manusia wajib menggunakan akal pikirannya.
Catatan ketiga saya menyadari bahwa lingkungan latar belakang dan semuanya masih banyak masalah, tetapi itu bukan menjadi alasan untuk memberi pendidikan bermasalah lagi.
Mulailah dari diri sendiri, persepsi kita akan memberikan ekspresi terhadap mahasiswa. Akal pikiran yang sehat akan membuahkan pula pemikiran-pemikiran yang sehat dalam makna selalu dilandasi oleh wahyu Allah yang tercantum dalam Al Qur`an.
Menurut saya profesi dosen yang kini saya miliki, adalah bukan hasil acak dadu nasib yang diberikan orang lain, tetapi ada campur tangan Tuhan, maka itu harus saya pertanggungjawabkan. Bila kita mensyukuri, maka pembelajaran pun mungkin akan memperoleh keberkahan untuk mahasiswa yang ada di depan kita selama ini.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.



















