garudaonline-Binjai | Yayasan Cahaya Bersama Rakyat (YCBR) Kota Binjai, menggelar Konferensi Pers Pertanyaan Bersama dalam Upaya Penanggulangan TBC di Kota Binjai, Selasa (19/12/2023), di Coffee Day Cafe Jalan Sultan Hasanuddin Binjai.
Pada 2023, temuan terduga TBC di Binjai sebanyak 7.488 terduga dari target 14.002 orang. Dan penemuan pasien TBC sebanyak 1.303 kasus dari target penemuan pasien TBC sebanyak 2.881 kasus. Terkait penemuan kasus TBC, selama ini anggaran hanya didapat dari Global Fund, tidak ada diperoleh dari APBD.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Binjai, dr Indra yang hadir pada acara tersebut mengatakan sebagai upaya untuk menurunkan angka TBC, tentu saja Dinas Kesehatan tidak mampu bekerja sendiri.
“Kami sangat mengapresiasi selama ini Dinas Kesehatan dibantu Yayasan CBR sehingga memiliki angka capaian tersebut dan untuk progress terhadap SK Tim Percepatan Penanggulangan TBC di Kota Binjai sudah di Sekda dan tinggal menunggu ditandatangani Wali Kota Binjai,” sebutnya.
Di tempat yang sama, Staf Program Yayasan Cahaya Bersama Rakyat (YCBR), M Arifuddin Bone menjelaskan, peran dan kontribusi komunitas dalam penanggulangan TBC di Binjai, serta harapan dan dukungan para pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengeliminasi TBC di Kota Binjai 2028.
“SSR CBR Binjai merupakan pelaksana dana hibah Glogal Fund di bawah koordinasi SR YMMA Sumut dan Principal Recipient Komunitas Konsorsium STPI-PENABULU, kami dari komunitas berkontribusi mendorong Indonesia bebas TBC khususnya di Kota Binjai 2030.
“Karena TB is everybody business, penanggulangan TBC di kota Binjai bukan hanya tugasnya para Nakes (tenaga Kesehatan) atau tugasnya Dinas Kesehatan tapi adalah tugas kita bersama,” ungkap Arif.
Arif menyebutkan, Yayasan CBR telah melakukan kegiatan Investigasi Kontak terhadap temuan 424 Indeks kasus selama periode Januari sampai November 2023, melakukan sosialisasi TBC di 101 titik yang ada di Binjai, seperti di sekolah, permukiman warga, pengajian, panti asuhan, dan beberapa lokasi lainnya sampai di November 2023.
Yayasan CBR juga melakukan pelacakan kasus Lost to follow up (LTFU) sebanyak 10 orang, turut menambah temuan pasien ternotifikasi hasil dari investigasi kontak dilakukan dan turut menaikkan capaian SPM TB di Kota Binjai.
Dalam pertemuan ini, selain membahas tentang perkembangan kebijakan dan optimalisasi pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) untuk layanan TBC, output utama yang diharapkan adalah agar informasi seputar TBC dapat lebih disebarluaskan dan masyarakat dapat lebih paham bagaimana dapat berperilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari penyakit TBC.
Pertemuan ini juga dimaksudkan agar tercipta harmonisasi peran baik pihak internal maupun pihak eksternal Dinas Kesehatan, sehingga pelaksanaan pelayanan kepada pasien TBC berjalan efektif dan efisien dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) layanan TBC yang merupakan salah satu indikator kinerja Wali Kota Binjai.
Sementara, anggota DPRD Binjai, Marasonang Lubis menyampaikan, pihaknya akan mengawal pembahasan Renja dan Anggaran untuk TBC di Kota Binjai.
“Jika ini pernah disampaikan ke DPRD, dan jika ini sifatnya krusial, maka pasti akan kita prioritaskan untuk alokasi anggarannya dan siap membantu,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari Diskominfo Binjai yang berkomitmen untuk dapat membantu penyebarluasan informasi seputar TBC di Kota Binjai serta mengedukasi untuk penanggulangan TB dan tetap berkoordinasi.
Hadir dalam kegiatan itu, perwakilan Diskominfo, Elza Yori, Wasor TB Dinkes, MK PPM Sumatera Utara, perwakilan fasilitas layanan kesehatan pemerintah dan swasta Kota Binjai. (Anora)