Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Proses atau operasionalnya, konseling bersifat lebih formal, mempunyai prosedur, terencana, terprogram, waktu yang jelas dan mempunyai tindak lanjut, sedangkan penyuluhan lebih bersifat non formal dan dapat dilakukan pada tempat terbuka, kapan dan di mana saja, bahkan tidak semua solusi yang diberikan memerlukan terapi dan tindak lanjut. (Lahmuddin Lubis, 2021).
Semakin modern satu negeri, maka semakin dibutuhkan konselor. Ini melahirkan tiga pertanyaan penting yakni; 1.Apakah memang benar kemajuan yang diukur dengan kemodernan satu bangsa berbanding lurus dengan tingkat kebutuhan konseling? 2. Apakah benar semakin dibutuhkan banyak jumlah konselor maka semakin banyak masyarakat yang bermasalah atau membutuhkan bimbingan?, dan 3. Apakah konselor akan memiliki perspektif tersendiri tanpa terikat dengan perkembangan kesehatan masyarakat atau kemodernan suatu negeri?.
Dengan logika keilmuan, berdasarkan angka, data dan fakta negeri yang memiliki banyak konselor dapat dilihat dengan mudah, apakah lewat asosiasi, lewat berkembangnya prodi pencetak ilmuwan dan lain sebagainya. Dalam logika keilmuan lanjutan dengan dukungan data, fakta dan berita bahwa keadaan masyarakat hari ini dapat diketahui dari media sosial, berita online dan tingkat kebaikan dan keburukan masyarakat sangat mudah dengan mengklik google indeks.
Tetapi untuk menelusuri pertanyaan ketiga tentu tidak harus dengan benturan logika lagi. Konselor memiliki profesionalisme, mungkin saja ia akan bekerja bukan saja karena tugas dari satu institusi formal, tetapi lebih dari itu. Artinya di mana ada masyarakat bermasalah selalu hadir konselor untuk membimbing apakah formal atau tidak. Itulah konselor kapanpun, di manapun bahkan untuk situasi apa pun kepada siapa pun, ia komitmen terhadap profesinya.
Pendidik inspiratif memiliki nilai pekerjaan bukan karena formalnya satu kegiatan, tetapi lebih dari itu ia justru akan bernilai dari bagaimana sikapnya terhadap pekerjaan yang menghampirinya. Pendidik inspiratif terus bekerja, terus mengabdi, bahkan terus mencari solusi terhadap keadaan satu negeri agar lebih baik lagi.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.