Menjelang satu periode kepala sekolah tempat Pak Marmuj mengajar, kini sudah mulai kasak kusuk tentang pergantian kepemimpinan. Pasalnya memang kepala sekolah akan segera berakhir, namun atas alasan tertentu baik itu regulasi maupun hal lain, maka akan digantikan.
Berita tentang pergantian kepala sekolah pun ramai-ramai dicari lewat search di google ataupun di sumber lain, salah satunya adalah Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 mengatur tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Masa jabatan kepala sekolah 4 tahun menjadi hangat dibicarakan menjelang tiga tahun terakhir.
Di sudut kantin terjadi pembicaraan serius antara guru satu dengan lainnya, seperti biasa begitu datang Pak Marmuj sebagai guru senior, maka guru lain merapat dan seperti minta pendapat.
Pak Marsa; ini sudah datang suhu kita Pak Marmuj. Izin pak, bapak cerita dulu terkait dengan pergantian pemimpin di negeri ini, atau dari teori antah barantah.
Pak Marmuj; ya ada tiga model pergantian kepemimpinan terkait dengan tugas dan kewajiban.
Pertama; mendahulukan yang turun dari pada yang naik
Kedua; mendahulukan yang naik dari pada yang turun
Ketiga; yang turun menyiapkan bersamaan waktu dengan yang naik.
Benar saja Pak Marmuj langsung berteori dengan istilah yang ia miliki sendiri.
Pak Marpem: izin Pak Marmuj….. bisa bapak ceritakan apa maksud dari ketiga tersebut.
Pak Marmuj; ok ini saya jelaskan ya, mari dengarkan baik-baik.
Pertama, mendahulukan yang turun dari pada yang naik contohnya adalah pesawat terbang. Kita harus mengerti pengelola bandara mengatur lalulintas penerbangan dengan prinsip utama adalah mendahulukan pesawat terbang yang akan landing, baru membolehkan pesawat terbang yang di darat untuk segera take off.
Penjelasannya adalah bahwa setiap pesawat terbang memiliki ukuran yang akurat, tetapi juga memiliki limit atau batas waktu berapa lama harus terbang, dan berapa waktu yang ia butuhkan dan yang paling utama ia harus kembali ke darat.
Begitu juga dengan pemimpin maka ketika memimpin ia harus mengetahui saat kapan ia harus memimpin tetapi ia juga harus sadar bahwa ada saatnya harus meletakkan jabatan sesuai dengan waktu dan tempat di mana ia berasal.
Semua ada aturannya, aturan siapa dan kapan harus memimpin dan yang paling utama adalah siapa yang boleh bergantian dan kapan harus menggantikan.
Ingat, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu memberi teladan bagaimana menyelesaikan tugas kepemimpinannya untuk prosesi pergantian.
Kedua mendahulukan yang naik dari pada yang turun contohnya adalah truk atau bus yang sarat dengan muatan atau penumpang ketika melakukan perjalanan di jalan yang menanjak. Maka truk atau bus yang dari atas bersabar mendahulukan yang dari bawah baru bergantian.
Penjelasannya adalah bahwa beban yang berat diangkut ke atas itu lebih berbahaya bila tidak diberi jalan, dibanding kendaraan yang dari atas turun ke bawah, atas alasan grafitasi atau kekuatan engin kendaraan rancangan manusia.
Begitu juga dengan pemimpin kadang harus memperhatikan bahwa betapa banyaknya pekerjaan, beban serta masalah yang harus diselesaikan dalam sebuah organisasi atau lembaga.
Maka pemimpin yang baik ia harus menyiapkan, atau memberi kesempatan bawahan untuk lahir dan muncul sebagai pengganti, jangan sekali-kali merasa bahwa yang mampu dan sanggup memimpin adalah dirinya sendiri.
Ingat pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu melahirkan pemimpin lebih dari baik dari dirinya.
Ketiga, yang turun menyiapkan bersamaan waktunya dengan yang naik, contohnya adalah seperti imam shalat yang batal. Sebagai seorang imam ketika ia menyadari dirinya batal tidak lagi memenuhi syarat sebagai pemimpin maka ia segera keluar, dan pada saat itu pula satu orang dari jamaah harus segera menggantikan agar jemaah tetap berjalan.
Penjelasannya sudah jelas siapa saja yang siap menjadi imam maka ia siap pula diganti oleh jemaahnya ketika batal, atau sudah tidak memenuhi syarat lagi, atau ada pelanggaran yang dilakukan.
Begitulah dalam memimpin satu lembaga atau organisasi, kontrol atau pemahaman terhadap berbagai hal baik itu syarat, rukun maupun ketentuan lainnya harus ditegakkan dengan kesadaran bahkan di atas itu semua adalah kejujuran.
Bila ini dapat dijalankan dengan baik, maka semua organisasi, lembaga, persatuan, paguyuban, komunitas apalagi perusahaan semua dapat menjadi kebaikan bagi seluruh anggotanya. Dan kebaikan itu akan menjadi berkah baik baik pemimpin terlebih masyarakat yang ada di sekelilingnya.
Ingat ya…..bila sanggup maka jadilah pemimpin, bila tidak sanggup maka jadilah anggota, dan jangan berdiri di antara keduanya lebih baik keluar.
Semua guru semakin serius, mau bertanya takut ingin jadi kepala sekolah, tidak bertanya penasaran dengan penjelasan Pak Marmuj.
Diam….. tetapi Pak Marmuj mencoba memberikan penjelasan lain.
Pak Marmuj; nah ini yang perlu bagi kita…..ayo saya justru sekarang mau tanya, Apa beda pemimpin, ketua, bos, leader, manajer, kepala, dan lainnya.
Diam. Dan tetap…..diam.
Pak Marmuj; begitu dengarkan lagi….
Pemimpin adalah individu yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, menginspirasi dan memberi contoh orang lain untuk mencapai tujuan.
Ketua adalah orang yang ditunjuk atau dipilih oleh anggota untuk memimpin dalam proses musyawarah atau pemilihan umum
Bos adalah seorang yang ditunjuk sebagai kepala organisasi, departemen, unit atau divisi kerja. Karena itu, bos bisa menjadi supervisor, manager, direktur atau orang lain yang memperoleh posisi tinggi.
Leader adalah seseorang yang bisa menggerakkan orang-orang untuk maju mencapai visi dan misi organisasi secara langsung
Manajer adalah orang bertugas mengelola atau memenej organisasi dalam tingkatan kecil
Pak Marsa: pak tapi kan di sekolah kita Namanya bukan bos, tetapi kepala, jadi apa sama itu semua pak.
Pak Marmuj; nah…ini….. Kepala adalah jabatan yang ada di lembaga atau institusi, seperti sekolah atau perusahaan. Seorang kepala memiliki wewenang luas dalam mengelola operasional lembaga. Termasuk kepala sekolah dia bia jadi manajer dana bos, begitu ketua…setuju…
Semua rekan guru tertawa dan puas dengan penjelasan Pak Marmuj, walau terganggu dengan pertanyaan pak Mardu yang terakhir.
Pak Mardu; pak kalau ada pemimpin yang mengundurkan diri itu kira-kira model nomor berapa yak pak.
Pak Marmuj; _(*P640hynynnq94hqn8g, nah yang itu dia…pemimpin yang mengundurkan diri adalah pemimpin yang dulu pernah mengajukan diri.
Hem…Pak Marmuj…..Pak Marmuj…..memanglah..
Tiga hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa dan siapa yang dipimpinnya.
Kedua; sekecil apapun kelompok, komunitas, organisasi, satuan kerja pasti ada pemimpinnya, dengan pemimpin tersebut maka tujuan akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Ketiga; memimpin satu lembaga itu perlu pengetahuan dan keterampilan, tetapi sadar bahwa ada saatnya naik dan turun dari pucuk pimpinan itu adalah hikmah yang lebih dari kearifan seorang pemimpin yang ingin berkah untuk kehidupan.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber.