Di jadwal sekolah pada pekan pertama bulan ketiga adalah pelaksanaan mid semester atau ujian tengah semester. Tujuannya adalah untuk melihat progres pembelajaran, bukan semata untuk mengetahui kemampuan siswa, disini kadang kita selalu menyalah artikan makna ujian mid. Bukan tidak banyak justru sebagian pendidik memasukkan nilai mid menjadi bagian dari prestasi siswa untuk menyumpang nilai total secara keseluruhan. Ini benar-benar salah pikir Pak Marmuj.
Ujian Mid pun berlangsung, seperti biasa sambil mengawas ujian Pak Marmuj kadang menghayal, kadang termenung, kadang juga melihat hiburan bagaimana anak sibuk dengan kertas ujiannya masing-masing.
Sampailah pada satu sudut pandangan ketika ujian berlangsung, Pak Marmuj melihat ada siswa mencoba menyelesaikan satu tugas di atas kertas satu lembar, namun mungkin karena tidak puas ia mencoba mengganti dengan kertas lain. Selang beberapa saat siswa tersebut justru mencoret-coret tak beraturan kertas yang ia tulis, dan kesal lagi, akhirnya diremas dan dibuang lagi.
Hal ini mengundang perhatian Pak Marmuj, sehingga ia mencoba menghampiri siswa dimaksud.
Setelah mendekat siswa tersebut dengan sedikit ketakutan dan mungkin segan maka ia mencoba memulai lagi mengerjakan tugas di lembar ketiganya, dan dengan rasa yang kurang puas tetapi ia tetap meneruskan, hasilnya apa adanya dan diserahkan kepada Pak Marmuj.
Seperti biasalah…..
Di tengah menunggu anak-anak menyelesaikan ujian, Pak Marmuj mencoba googling dari wikipedia tentang kertas. Didapatinya bahwa; kertas adalah bahan tipis tanpa tenunan yang secara tradisional dibuat dari kombinasi serat tanaman dan tekstil yang digiling.
Lembar tulis berbasis tanaman seperti kertas pertama adalah papirus di Mesir, tetapi proses pembuatan kertas pertama yang sebenarnya didokumentasikan di Tiongkok selama periode Han Timur (25–220 M), yang secara tradisional dikaitkan dengan pejabat istana Cai Lun. Konglomerat bubur tanaman yang diproduksi oleh pabrik pulp dan pabrik kertas ini digunakan untuk menulis, menggambar, dan uang. Selama abad ke-8, pembuatan kertas Tiongkok menyebar ke dunia Islam, menggantikan papirus.
Pada abad ke-11, pembuatan kertas dibawa ke Eropa, di mana ia menggantikan perkamen berbasis kulit binatang dan panel kayu. Pada abad ke-13, pembuatan kertas disempurnakan dengan pabrik kertas yang menggunakan kincir air di Spanyol. Perbaikan selanjutnya pada proses pembuatan kertas datang di Eropa abad ke-19 dengan penemuan kertas berbasis kayu.
Siswa; Pak sudah siap, apa boleh dikumpul.
Pak Marmuj; terperanjat, dari lamunannya, spontan, yayaya…silahkan kumpul.
Setelah semua siswa mengumpulkan lembar jawaban, Pak Marmuj semangat memberi penjelasan kepada siswa.
Pak Marmuj; hai anak-anak sekalian, bapak ingin menceritakan betapa pentingnya kertas. Apakah kalian tahu kakak saudara kuliah sarjana menulis skripsi di atas keras lebih dari seratus halaman hanya untuk mendapatkan tiga lembar kertas; ijazah, transkip nilai dan SKPI.
Siswa; semua terperangah, entah bingung, atau memang mengerti. Mungkin saja mereka banyak yang tidak mengerti.
Pak Marmuj; Lebih tinggi dari itu kakak saudara yang kuliah di program magister menghabiskan beratus lembar kertas hanya untuk mendapatkan satu lembar yakni pengakuan bahwa karya mereka tidak plagiasi, dari cek turunin,
Siswa; mungkin tambah bingung, tetapi mereka tetap diam mendengarkan.
Pak Marmuj; ok saya teruskan, lebih dari itu kakak saudara yang kuliah bertahun-tahun untuk mendapatkan gelar doktor ia mungkin menulis kertas sampai setebal bantal, namun setelah usai ia hanya membutuhkan satu lembar kertas yakni undangan promosi. Ya itulah arti kertas anak-anakku sekalian.
Ya. Bahkan kertas satu lembar bisa sangat berharga bagi seorang pemilik tanah
Bahkan kertas lebih berharga dibanding kendaraan bermotor aslinya, yakni BPKP.
Pak Marmuj; Baik para siswa sekalian, coba sebutkan apa yang kamu ketahui barang-barang yang terbuat dari kertas?
Siswa pertama; buku pak.
Pak Marmuj; bagus buku adalah kumpulan kertas yang dapat ditulis. Dengan buku kita bisa baca, dan dengan membaca kita tahu isi dunia, karena memang buku ada jendela dunia.
Siswa kedua; koran pak.
Pak Marmuj; ya bagus sekali koran adalah kertas yang didalamnya terdapat banyak informasi dan pengetahuan. Dengan rajin membaca koran kita akan tahu perkembangan dunia, bahkan dengan membaca koran pula kita tidak akan tertipu oleh permainan tipu daya dunia.
Siswa ketiga; uang kertas pak.
Pak Marmuj; #%%*&)T&G&)&^)*(_
Ya benar dengan uang kertas kita bisa membeli apa saja yang ada di dunia ini.
Semua siswa; hahahha. Berarti yang penting uang kertas ya pak.
Pak Marmuj; sudah….sudah kita tadi kan sudah menyelesaikan ujian, semoga berhasil.
Siswa; ok pak siap.
Pak Marmuj…Pak Marmuj, memanglah……
Tiga hal hikmah yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah:
Pertama; setiap benda yang ada di dunia ini memiliki fungsi, nilai guna sesuai dengan kebutuhan kita.
Kedua; satu lembar kertas dapat berfungsi bermacam-macam, dan nilai manfaatnya tergantung kita pada saat kapan dan untuk apa kita menggunakannya.
Ketiga; dunia ini bisa saja digantikan oleh kertas, tetapi dengan kertas kita dapat menggantikan apa saja, maka niat dan kemaslahatan dalam memanfaatkan benda seperti kertas menjadi nilai bagi manusia.
Ketujuh kita setuju berkolaborasi mengeksplorasi sejarah, lewat kisah kita bercari ibrah.
Catatan; kisah ini diinspirasi dari berbagai sumber