Oleh Prof Dr Mardianto MPd
IAIN telah merencanakan untuk mengembangkan IAIN Sumatera Utara sebagai pusat kajian Islam di Asia Tenggara. Karena itu berbagai kebijakan telah dilakukan untuk merealisasikan hal tersebut, di antaranya memodifikasi kurikulum IAIN Sumatera Utara sesuai dengan kebutuhan nasional dan internasional. Hal ini diharapkan mampu menjawab lima isu internasional yakni; Kebebasan, Hak Asasi Manusia, Demokrasi, Penegakan Hukum (Law enforcement), dan Transparansi. (Yakub Matondang, 1998).
Bila IAIN lahirnya tahun 1973 untuk masyarakat Sumatera Utara kemudian berkembang untuk bangsa Indonesia tahun 1980-90 an, maka awal 2000 benarlah IAIN untuk Asia Tenggara dan hari ini mungkin untuk dunia. Intinya IAIN kini menjadi UIN dari Sumatera Utara Medan lahir berkembang untuk masyarakat di hati menuju kebahagiaan, itulah salah satu makna kampus Religius Smart Campus.
Dengan apa kampus ini dapat berperan, berpartisipasi atau berkontribusi? Paling nyata adalah dengan pengabdian para alumninya yang lebih dari 60 ribuan terdaftar di berbagai lembaga, tersebar di berbagai belahan dunia, tercatat sebagian di lembaga legislatif, terprofesi dalam berbagai pekerjaan profesional dan seterusnyalah.
Kemarin dan hari ini mereka eksis mengikuti perkembangan zaman, adaptif terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat selalu menjadi penengah bagi pemecahan masalah masyarakat. Menjadi tokoh masyarakat, guru, hakim, penda`i, kini dilengkapi mereka juga menjadi tiktoker, blogger, youtuber dan profesi milenial lainnya.
Ini adalah buah dari kurikulum yang disusun dirancang dengan prinsip tidak meninggalkan visi, misi utama, adaptif dan perspektif. Seingat kita mata kuliah Filsafat, Tafsir, Hadits, Bahasa adalah aras keilmuan yang terus mengawal mahasiswa sejak awal berdirinya kampus ini.
Modifikasi dan bermacam penyesuaian kurikulum tetap mengawal tanpa membedakan strata, boleh jadi Sarjana Muda, Diploma, Sarjana, Profesi, Magister bahkan sampai Doktor sekalipun. Transdisiplin dan Wahdatul Ulum adalah aras yang menyatukan kurikulum kita dengan distingsi yang teregulasi, jadi kita harus patuh.
Memang bukan hari ini kita menyesal lama berdiskusi, tapi kita akan buktikan apa yang akan terjadi esok hari, itulah yang salah satu fungsi kurikulum. Empat komponen kurikulum yakni; ide, dokumen, proses dan output menjadi secuensial yang tidak membohongi siapa yang bekerja, siapa komitmen dan siapa yang akan menuai hasilnya.
Kurikulum UIN Sumatera Utara Medan hari ini adalah yang terbaik yang kita miliki, peninjauan itu penting, menyongsong masa depan itu lebih utama. Dari awal tahun 2000-an kami, kita bersyukur hasil nyata kurikulum telah berbuah, di usia 50 tahun tetap berdoa, para punggawa kampus ini menjadi pencerah semesta Sumatera Utara.
Selamat milad ke 50 IAIN-UIN Sumatera Utara Medan, semoga masa depan semakin mencerahkan dari Sumatera Utara untuk Indonesia.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.