Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Akhlak ialah kebiasaan kehendak, berarti bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Dan bila kehendak membiasakan memberi, kebiasaan kehendak itu ialah akhlak dermawan. Akhlak juga diartikan menangnya keinginan dari beberapa keinginan manusia dengan langsung berturut-turut. Maka seorang dermawan ialah orang yang menguasai keinginan memberi dan keinginan ini selalu ada padanya bila terdapat keadaan yang menariknya kecuali di dalam keadaan yang luar biasa. (Ahmad Amin, 1991:62).
Kadangkala kegiatan sehari-hari hanya berupa rutinitas yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan. Rutinitas itu biasanya tanpa perencanaan, hanya sedikit pengelolaan, dan tak pernah dibahas terkait evaluasi, paling tidak bila ada kesalahan besok jangan diulangi. Inilah kegiatan paling banyak dilakukan oleh kita manusia, dari bangun tidur sampai menjelang tidur, mungkin lebih dari 80% hidup kita adalah melakukan kegiatan yang sama seperti sehari sebelumnya, atau sepekan lalu, bahkan bukan tidak banyak sama dengan sebulan lalu, atau bahkan setahun yang lewat.
Sungguh rutinitas hal yang tanpa kita sadari tidak bisa dihindari, apa karena hanya 24 jam sebagai putaran waktu, mungkin karena hanya 7 hari nama penggalan matahari, mungkin saja kelelahan setelah menghabiskan sebulan waktu, dan seterusnya sampai tahun berganti. Itu adalah kenyataan, tetapi bagaimana kita menjadikan waktu sebagai bagian dari hidup progresif, dinamis dan selalu berubah setiap saat, bahkan setiap detik.
Rutinitas bila dikaitkan dengan pendidikan adalah persoalan pembiasaan. Pembiasaan yang dilakukan dengan waktu yang sama, maka akan menjadi tingkah laku yang berulang dan di sana ada kata tempatnya menumbuhkan habit atau bakat. Bakat yang baik akan tumbuh subur bila dikelola dengan memanfaatkan waktu secara berulang ulang atau rutinitas tadi.
Makna 24 jam, 7 hari, 12 bulan memiliki hal yang luar biasa terkait dengan pembiasaan, dalam pendidikan seseorang. Bila rumus ini terpecahkan sesuai dengan kehidupan kita masing-masing, maka seseorang tidak akan meninggalkan sedetikpun kegiatan yang tidak bermakna.
Pendidik inspiratif selalu menyadari detik demi detik punya arti. Pendidikan dapat saja dilakukan dari hal yang disadari, tetapi justru dari hal yang tidak diketahui dalam kehidupan sehari-hari akan lebih luas. Itulah rutinitas yang apabila dikelola dengan baik, hasilnya luar biasa.
Intinya pendidikan itu adalah pembiasaan, maka pelatihan adalah awal dari pembiasaan yang baik, bertujuan dan dipertanggungjawabkan, dengan itulah maka lahir akhlak.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.