Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Bila kita sarapan pagi dengan nasi putih, insya Allah apapun yang kita makan setelah nya, akan menjadikan semakin sehat, tanpa ragu dan jauh dari penyakit kelaparan. (Syamsuddin, 2010).
Hidup ini perlu sehat, sehat itu ada syarat, dan untuk melaksanakannya ada prasyarat.
Bila kita sehat, maka akan dapat melakukan apa saja, di mana saja bahkan untuk siapa saja. Dengan sehat kita dapat melakukan banyak hal, utamanya untuk bekerja, belajar atau yang utama adalah ibadah.
Bekerja untuk sehat atau sehat untuk bekerja, keduanya sama saling berakibat. Mengapa pagi perlu sarapan mungkin agar memiliki tubuh yang sehat dan bugar, lebih dari itu niatkan sarapan adalah untuk memulai hidup agar apa yang ada pada diri sendiri sama-sama merasakan nikmatnya awal sebuah keseharian.
Belajar tentang kesehatan atau sehat untuk belajar, tentu bisa saja dihubung-hubungkan, namun sesuai dengan konteksnya. Bila kita sehat maka kita akan mudah belajar karena memang belajar membutuhkan energi, konsentrasi ataupun nutrisi yang lebih dari sekadar cukup ini semua mendukung untuk keberhasilan belajar.
Sebaliknya saudara kita belajar tentang kesehatan berwaktu dari sejak sekolah dasar ia telah diajarkan cuci tangan, sampai sekolah menengah ia telah diberi pokok-pokok makanan sehat ilmu gizi, bahkan sampai perguruan tinggi lebih lima tahun konsentrasi ingin mendapatkan sarjana kesehatan atau dokter.
Belajar seperti ini masih terukur dan dapat direncanakan, dilihat dan dievaluasi, tetapi sesungguhnya sehat untuk belajar justru bagaimana pikiran kita selalu positif terhadap diri sendiri yang tak terukur dari sejak bangun tidur pagi hari sampai kembali istirahat di malam hari itulah belajar arti sehat.
Sehat untuk beribadah, tidak lebih dari satu hal utama yakni mensyukuri apa yang ada pada diri sendiri. Allah bersama sakwasangka hambanya. Bila kita memberikan asupan nutrisi yang cukup di pagi hari, itu bukan sekadar sarapan dengan bermacam makanan dan minuman, tetapi maknailah awal dari kehidupan adalah bersama jiwa raga mempersiapkan diri.
Persiapan untuk mengarungi satu harian, di sana adalah bekerja, di waktu itu ada belajar, dan di dalamnya ada ibadah, saling melengkapi dan terus berlanjut untuk kesiapan hari berikutnya.
Pendidik inspiratif adalah orang yang selalu bersama menikmati kehidupan kapan saja di mana saja diawali dengan niat untuk ibadah. Persiapan kehidupan seharian bukan hanya pada satu kegiatan tetapi adalah upaya memberikan yang terbaik untuk diri sendiri, bersama menikmati, semoga apa pun dilakukan mendapatkan keberkahan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.