Bila individu-individu berinteraksi dan saling mempengaruhi, maka terjadilah: (1) proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif, (2) proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang (komunikasi), dan (3) mekanisme penyesuaian diri seperti sosialisasi, permainan perasaan, identifikasi, proyeksi, agresi, dan sebagainya. (Rakhmat,1989:11).
Interaksi adalah sebuah proses di mana kedua pihak saling menyampaikan pesan, dan mendapat kemanfaatan darinya. Interaksi seorang individu terjadi pada siapa saja, bahkan kapan saja, untuk tempat yang tak terbatas bahkan kadang disadari kadang tidak.
Suami dan istri sebagai pihak yang saling berinteraksi diawali dari saling ingin mengetahui, memahami, dan mendapatkan beberapa informasi untuk saling melengkapi.
Orang tua yang berinteraksi dengan anaknya dikarenakan hubungan inhern (manusiawi), selalu terjadi dalam kehidupan keluarga, semua pihak saling berbagi pesan, apakah saling membutuhkan, saling berkepentingan.
Seorang tokoh masyarakat selalu berinteraksi dengan jemaahnya, bukan karena dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapat pencerahan atau mencari solusi dari satu masalah, tetapi ia akan tetap eksis menjadi tokoh karena kemampuan memperbaiki pola dakwah atau komunikasi.
Sementara perangkat pemerintahan berinteraksi dengan masyarakat dengan paradigma melayani, namun sebagian masyarakat justru takut berjumpa dengan aparat penegak hukum karena tidak terbiasa dengan hal-hal yang bersifat formal.
Itulah dunia interaksi, ada pihak yang berkepentingan, ada pula yang memiliki kebutuhan, namun yang pasti interaksi dapat terjadi bila keduanya dalam satu konteks kejadian.
Begitu juga dengan pendidikan yang sengaja diciptakan untuk terjadinya interaksi antara pendidik dan peserta didik. Jadi interaksi dapat saja sekadar komunikasi, belajar mengajar, atau ada transfer of knowledge, value, skill dan lain sebagainya.
Interaksi dalam pendidikan harus direncanakan, disengaja, dikelola dengan baik, bahkan dikontrol sampai pada efektifitas dan efisiensi untuk bahan evaluasi. Interaksi akan berulang dan berkelanjutan.
Karena memang pendidikan bukan pintas lalu, bukan sambilan, tetapi sesuatu yang menjadi bagian untuk membangun masa depan. Interaksi dalam pendidikan adalah sebuah cara di mana seni seorang guru menjadikan gaya berkomunikasi agar lebih fleksibel untuk menyampaikan pesan.
Bila anda ingin menjadi guru inspiratif, maka kenali apa itu interaksi, kembangkan kemampuan dan bakat dalam berkomunikasi.Gaya dalam bicara itu tidak bisa ditiru orang lain, karena sesungguhnya gaya itu sendiri bukan hasil meniru orang.
Guru yang inspiratif adalah mereka yang menjadikan keadaan peserta didiknya sebagai sumber inspirasi untuk melakukan berbagai gaya dalam berkomunikasi.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.