Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Menjadi konselor pada dasarnya bukanlah suatu profesi yang kebetulan atau hanya dipandang dari linearitas pendidikannya. Sehingga, seseorang yang lulus dari perkuliahan konseling penyuluh Islam, lantas layak menjadi Konselor Islami. Keberadaan konselor Islami harus ditinjau dari berbagai macam kompetensi wawasan dan relegiusitas keagamaannya. (Abdurrahman YZ, 2019).
Sekolah akan mendapat ilmu pengetahuan, menyelesaikan satu mata pelajaran akan mendapatkan nilai, mengikuti seluruh rangkaian ujian kelas akan mendapatkan rapor, dan melengkapi satu jenjang pendidikan lalu akan mendapatkan ijazah.
Ada satu lagi memperoleh pengakuan untuk satu keahlian, maka akan mendapatkan sertifikat profesi. Semua ada aturannya, semua diatur sedemikian rupa, sehingga pemberian pengakuan, juga diiringi dengan tanggung jawab untuk umat dan keahliannya di tengah masyarakat.
Konselor tidak hanya dapat diperoleh dari jenjang pendidikan, apalagi nilai dari satu mata kuliah, bahkan konselor diawali dari prasyarat sertifikat kemudian pengalaman bertahun-tahun.
Bukan saja wawasan tentang pelayanan, pemahaman terhadap masalah yang dihadapi klien, lebih dari itu seorang konselor harus memperoleh jam terbang yang terstandar, bahkan berteman atau bergabung dalam asosiasi konselor. Itulah bagian penting pengakuan yang harus dimiliki oleh seorang konselor secara umum.
Lebih dari itu konselor Islami, memiliki nilai lebih dari sekadar SK dan sertifikat. Menyatunya nilai Islami pada sistem layanan dan komitmen seorang konselor, memandang klien adalah bagian dari tanggung jawab keumatan sampai kepada “khairunnas, anfa`u linnas”.
Itu adalah bagian kecil dari karakteristik konselor Islami, dan indikatornya bukan pada selembar ijazah atau sertifikat.
Adalah pendidik inspiratif menempatkan keahlian di atas keterampilan, apalagi sekadar tamat dari satu jenjang persekolahan. Kemampuan memberi layanan kepada orang lain dari sejak komitmen, keikhlasan, dan tanggung jawab adalah teruji dari pengalaman, bukan dari selembar bukti ujian.
Pendidik inspiratif adalah mereka yang memiliki kepedulian bahwa orang lain membutuhkan kemampuannya, kapan pun, di manapun dan untuk siapa pun.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.