Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Rasulullah dalam melaksanakan kegiatan pendidikan telah menerapkan metode pendidikan yang bervariasi, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kejenuhan pada diri peserta didik. Variasi pendidikan yang dilakukan tidak terbatas pada hal metode atau cara mengajarnya, tetapi juga mencakup hal lain yakni materi pendidikan yang disampaikan, tempat pelaksanaan pendidikan dan waktu pendidikan. (Soiman, 2018:211).
Kegiatan yang bersifat rutin kadang akan membosankan, hal yang membosankan akan mengakibatkan kejenuhan, bukan saja tidak dikehendaki justru akan membahayakan anak yang sedang belajar. Dalam pendidikan adanya metode, materi, tempat serta waktu bila dipilih dan ditempatkan dengan formula yang tepat akan menjadi variasi yang sangat luar biasa.
Metode yang bervariasi, adalah kegiatan penyampaian materi dengan cara berubah atau memiliki berbagai cara, apakah materi yang sama, tempat berbeda, di waktu berbeda, maka metode juga harus berbeda. Tetapi metode lebih tergantung kepada siapa yang akan diajak bicara atau diberikan pendidikan, apakah itu orang tua, anak anak, apakah sendiri, atau banyak orang.
Materi yang bervariasi, jenis materi dalam pendidikan sangat banyak, tergantung taksonomi apa yang akan kita gunakan. Dalam pendidikan Islam paling sederhana adalah materi tersebut berupa aqidah, fikih, tharih, akhlak, dan lain sebagainya.
Memformulasikan saat kapan seseorang belajar fikih, atau aqidah mana yang harus berurutan itu juga penting, dan yang lebih utama adalah variasi diantaranya agar psikologis anak tidak bosan, tetapi dapat diterapkan dan permanen menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Tempat yang bervariasi, belajar dalam pandangan Islam dapat dilakukan di rumah, di madrasah atau juga di masjid atau rumah ibadah. Ketiga tempat ini bila ditata sedemikian rupa, kapan saatnya anak harus belajar di rumah, materi apa yang tepat disampaikan, atau belajar di masjid tentang materi apa, ini juga penting.
Pada umumnya orang tua mempraktikkan kehidupan Islami, maka suri tauladan sebagai metode, akhakul karimah sebagai materi tempatnya tepat di rumah atau di keluarga. Begitulah seterusnya bagaimana kita dapat memformulasi gabungan antara metode, materi dan tempat. Waktu yang bervariasi, apakah belajar berdasarkan waktu siklus siang dan malam, ataukah belajar sesuai dengan usia, ini menjadi terasa penting bila dikaitkan dengan materi.
Pendidik inspiratif belajar kepada Rasulullah dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, ia harus memilih dan menerapkan metode pendidikan yang bervariasi pada saat yang tepat.
Mencegah kejenuhan itu lebih baik daripada menyelesaikan persoalan dalam pembelajaran. Karena kreativitas yang dilakukan guru akan terasa menjadi pendidikan menuju keberkahan, di sanalah pendidik inspiratif berbuat, berkarya untuk anak didiknya.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.