Ketua Umum PP PGM Indonesia, Yaya Ropandi menyampaikan, keberadaan organisasi PGM Indonesia adalah amanat dari Undang-Undang Guru dan Dosen yang mengamanatkan agar guru berhimpun dalam organisasi profesi guru dan PGM Indonesia adalah satu-satunya wadah berhimpun guru madrasah yang sudah berbadan hukum resmi. (Yaya Ropandi, 2024).
Kalau ingin membangun peradaban maka perhatikan dengan serius pendidikan, kalau ingin menghancurkan satu bangsa, biarkanlah ujian dilakukan curang.
Pernyataan di atas adalah fakta, banyak didiskusikan, dianalisis, diteliti dan akhirnya menjadi kesimpulan dan hasilnya sebuah tesis baru. Tesis ini selanjutnya adalah menjadi rujukan bagaimana satu bangsa akan membangun generasi yang berhasil di masa depan.
Bagaimana menciptakan pendidikan yang dapat membangun peradaban. Hal ini tentu perlu perencanaan yang baik, pengelolaan profesional, serta pengembangan yang berkelanjutan.
Merencanakan pendidikan dapat diawali dengan mengidentifikasi sumber daya manusia salah satu yang paling penting adalah pendidik atau guru. bila guru memiliki kualitas yang baik, maka kita boleh berharap kualitas pendidikan akan dapat diperoleh.
Pengelolaan guru yang profesional bukan hanya memenuhi tuntutan regulasi dari UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, akan tetapi juga menjadi bagian dari peningkatan kompetensi pribadi.
Jelaslah bahwa profesionalisme akan tercipta bila gurunya memiliki kemauan dan kemampuan, juga dukungan dari institusi terlebih dukungan pemerintah.
Profesionalisme guru akan tetap terjadi bila dibina dengan program-program yang berkelanjutan, ini dapat dilakukan pemerintah terlebih komunitas seperti Perkumpulan Guru Madrasah Indonesia (PGM Indonesia).
PGM Indonesia didirikan salah satu tujuannya adalah untuk menjawab tantangan di atas, yaitu bagaimana menciptakan guru-guru yang berkualitas yang pada akhirnya bangsa ini akan dapat bersaing bangsa lain.
Melalui PGM Indonesia peningkatan kualitas guru madrasah dapat dilakukan seperti kegiatan seminar pendidikan, pendidikan dan pelatihan bagi guru, diskusi ilmiah, dan sebagainya, yang hasil dari kegiatan tersebut dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran di madrasah.
Abah Yaya Ropandi, mengingatkan kita semua, tidak main-main dalam hal guru sebagai pilar pendidikan anak bangsa. Menurut beliau kita harus bersama bersatu dalam bahasa anak Medan “marsada”, agar kita dapat menyamakan gerak melangkah, membangun pendidikan bagi anak negeri.
Memulai pendidikan dengan jujur di kelas, profesional dalam mendidik, serta memberikan sedikit waktu untuk bersama di PGM Indonesia adalah jawaban terhadap persiapan pendidik di masa depan.
Guru Madrasah hari ini sudah berbeda, bukan saja pewaris bangsa tentang kebaikan tetapi juga komunitas masa depan yang terus berbuat, berjuang dengan satu perkumpulan yang sangat efektif.
Bila kita sudah bersama apapun bisa kita buat, dengan semangat Abah Yaya Ropandi telah menyulut perkumpulan guru Madrasah ini, maka kita harus menyambutnya. Pantas kita berikan satu kalimat yakni; “Tinallik dulang tampak dohot aekna. Pinungka hata ulaon unang langlang di tagetna.”
Kira-kira dalam dunia pendidikan maknanya bila perkumpulan sudah dimulai dan dibentangkan, mari kita kerjakan, lanjutkan untuk sebuah akhir yang bermanfaat bagi peradaban.
Selamat HARLAH Ke-16 & RAKERNAS Ke- 2 PGM INDONESIA di Medan Sumatera Utara.
Kita setuju dengan kolaborasi kita bangun negeri lewat guru madrasah kita bersinergi.