Studi Islam meliputi kajian agama Islam dan tentang aspek-aspek keislaman masyarakat dan budaya muslim. Menurut pendapat para ulama objek Studi Islam meliputi Islam sebagai doktrin dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran Islam dan interaksi sosial. Adapun tujuan Studi Islam adalah sebagai wawasan normatif, kontekstual, aplikatif dan kontribusi konkret terhadap dinamika dan perkembangan yang ada, mendapatkan gambaran tentang agama Islam secara luas, mendalam namun utuh, dan dinamis. (Nurliana Damanik, 2023).
Islam itu agama, budaya atau ritual, mungkin jawabannya bisa satu di antaranya, ketiganya atau mungkin ada jawaban ketujuh.
Tetapi mari kita telisik dulu di awal, mengapa Islam mesti ditanya dengan cara membedakan agama, budaya atau ritual, ini seakan memisahkan ada bagian tertentu dari Islam yang tidak dapat disatukan, atau harus dipisah.
Sederhananya Islam ya Islam selesai, mengkaji Islam dan membahas baru banyak cara, banyak jalan, bahkan dasar (ontologi) dan tujuannya (aksiologi) pun bisa berbeda-beda.
Islam itu sebagai agama, datanya setiap yang beragama Islam ada di Kartu Tanda Penduduk dan itu satu-satunya ada di dompet kita yang memberi informasi sipemilik adalah beragama Islam.
Bayangkan kita memiliki tiga atau empat kartu identitas seperti BPJS, SIM, Kartu anggota profesi semuanya tidak ada yang mencantumkan agama. Maka jagalah data di KTP sebelum dihilangkan oleh pemilik otoritas, memang kita masih perlu data rupanya.
Islam sebagai budaya adalah tampilan bagi pemilik KTP Islam bagaimana ia hidup sendiri, hidup berkeluarga, hidup bermasyarakat, bahkan bernegara. Maka untuk mengkaji ini disebut dengan studi Islam.
Dr Nurliana Damanik menegaskan bahwa; Studi Islam meliputi kajian agama Islam dan tentang aspek-aspek keislaman masyarakat dan budaya muslim. Menurut pendapat para ulama objek Studi Islam meliputi Islam sebagai doktrin dari Tuhan, substansi ajaran-ajaran Islam dan interaksi sosial.
Namun harus dicatat, ketika seseorang melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan pribadi maka ia akan memiliki budaya individu cara berinteraksi apakah itu ibadah vertikal maupun ibadah horizontal serta ibadah diagonal. Dalam bahasa agama lebih dikenal dengan hablumminallah, hablumminannas, dan hablumminal`alam.
Kegiatan yang dilakukan berdasarkan landasan agama itulah ajarannya, tetapi otoritas manusia untuk mengadaptasi apa yang ada di dunia ini juga penting.
Mana yang harus didahulukan dari ketiga hablu tadi itu perlu dikaji menjadi sebuah studi. Bagaimana pula menyinkronkan ketiganya ketika menghadapi masalah baik di keluarga, maupun masyarakat itu juga sebuah lapangan kajian. Sampai akhirnya bagaimana ketiganya menyatu menjadi bagian dari budaya kehidupan ummat Islam itulah tujuan dari Islam yang paripurna.
Kegiatan yang rutin dilakukan menjadi ritual, ibadah yang dilakukan secara rutin menjadi budaya Islam, maka dimana ritual Islam terjadi? Adalah ketika semua kegiatan rutin berdasarkan ajaran menjadi budaya dalam kehidupan sehari-hari kita. Dan ini bukan hal sederhana, untuk memahaminya diperlukan banyak sudut pandang.
Oleh Nurliana Damanik inilah yang disebut dengan Studi Islam komprehensif. Adapun tujuan Studi Islam adalah sebagai wawasan normatif, kontekstual, aplikatif dan kontribusi konkret terhadap dinamika dan perkembangan yang ada, mendapatkan gambaran tentang agama Islam secara luas, mendalam namun utuh, dan dinamis.
Islam itu sebagai sebuah studi mungkin itulah yang diawal tadi sebagai jawaban ketujuh dari berbagai pertanyaan. Jelaslah bahwa Islam itu bisa sederhana, bisa juga pribadi, tetapi sebagai sebuah budaya Islam bisa lebih luas bahkan kompleks.
Mengapa demikian karena Islam mengurusi dari hal kecil sampai besar, dari bagaimana bangun tidur sampai hidup bernegara. Sungguh Studi Islam benar-benar epistimologis, universal, bahkan progresif.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.