Tafsir inspirasi adalah buku yang memberi ilham, ide atau pandangan atau cara berpikir, hingga menumbuhkan spirit, semangat, atau motif, arah tujuan yang menggerakkan sikap menuju kebahagiaan dan kesuksesan. Tafsir ini hanya memfokuskan pada inspirasi yang memotivasi, hingga pesan-pesan Al Qur`an yang berfungsi utama sebagai huda/hidayah atau petunjuk kebahagiaan dunia dan akhirat dapat dicapai. (Zakaria,2018: xvi).
Seorang yang ingin bahagia, tidak bisa menyelesaikannya sendiri, dia butuh orang lain, yang pasti dia butuh ummat baik untuk tempatnya belajar, atau tempatnya mengabdi.
Dari seseorang maka jadilah kami dan selanjutnya jadilah kita, di mana seorang individu akan mendapat kebahagiaan bukan diukur dari kemampuan, keberhasilan dirinya sendiri tetapi ketika ia berhadapan dengan orang lain, atau di tengah-tengah umat.
Maka bahagia itu selalu beriringan dengan persoalan interaksi antara individu dengan orang lain, di sinilah lahir apa yang disebut dengan sikap. Sikap secara sederhana dalam tinjauan psikologis adalah gabungan antara kognitif, afektif dan konatif.
Sebagai contoh; pertama kognitif, saya tahu bahwa bersilaturahmi itu perlu untuk menuju kebahagiaan. Kedua afektif, saya senang bersilaturahmi pada siapa saja.
Ketiga konatif, bila saya sehat dan diberi umur panjang maka sisa hidup saya akan saya gunakan untuk selalu bersilaturahmi kepada siapa saja, kapan saja dan di mana saja. jelas maka sikap itu belum menjadi perilaku.
Seseorang yang ingin mendapatkan perilaku kebahagiaan maka ia harus rajin berinteraksi dengan orang lain, dengan kitab Al Qur`an.
Menurut pendapat Prof Zainal, orang lain dapat menjadi bagian dari cara kita mendapatkan kebahagiaan, apalagi diiringi dengan kemampuan kita menelaah pesan Al Qur`an.
Sedikitnya ada sembilan hal penting agar nilai Al Qur`an itu menjadi spirit yakni;
Pertama, kisah masa lalu dapat dijadikan inspirasi hari ini. Bila ingin bahagia, maka semua cerita dan kisah dapat kita ambil menjadi ibrah, sungguh luar biasa.
Kedua, semangat tekstual terlihat pada istanthiq al Quran, atau berikan Alquran untuk berbicara. Betapa tidak bila kita baca Al Qur`an sesungguh kita sedang berdialog dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan alam, dan intinya dengan Tuhan. Dari sana kita mendapat motivasi bahwa hidup ini harus bahagia.
Ketiga, dalam melihat ayat mutasyabihat, tafsir inspirasi menggunakan metode takwil dan tafwith. Kita harus mampu membedakan pesan ayat yang satu ternyata berbeda dengan ayat lainnya. Mengklasifikasikan dua metode ini penting, terlebih ketika kita berada dalam konteks tertentu pada kehidupan sehari-hari.
Keempat, dalam melihat ayat muhkam, penulis tidak terpokus pada orintasi fikih. Fikih itu adalah buah karya pemikiran, dan terus berkembang. Boleh saja kita menjadikan itu bahan bacaan, pertimbangan tetapi tidak taklik apalagi fanatik terhadap pemikiran aliran fikih tertentu, bila ingin bahagia maka merdeka dan bebas adalah utama.
Kelima, alquran itu bukan hanya mengisahkan kejayaan masa lalu, tapi lebih dari itu bagaimana ia menjadi hidayah yang memberi solusi dan inspirasi, bagi generasi kini dan akan datang. kebahagiaan masa lalu ukurannya kadang bisa saja berbeda dengan kebahagiaan hari ini. Tetapi dengan membaca Al Qur`an semua itu dapat diselesaikan, setiap apa yang kita baca bukan saja menikmati masa lalu, tetapi kita dapat berdialog apa yang sedang kita alami, dan bahkan kita diajak untuk memikirkan atau merencanakan apa yang akan kita lakukan di masa mendatang. Sungguh inspiratif sekali.
Keenam, judul utama dan sub judul ini menjadi bagian penting dari tafsir inspirasi. Setiap ayat tidak berdiri sendiri, tetapi ada kaitan dengan judul, dan bahkan sub judul, artinya rangkaian itu harus dibaca, dilihat, dipahami dan dapatlah pesan inspiratifnya.
Ketujuh, aliran pemikiran dari tafsir ini adalah pemikiran washatiyah atau moderat. Benar saja, dengan membaca Al Qur`an insya Allah kita akan menjadi individu yang dapat hidup di tengah-tengah perubahan, bahkan kita dapat menjadi penyeimbang bila ada perbedaan.
Kedelapan, corak yang dilakukan dari tafsir ini adalah corak sosial kemasyarakatan. Sekali lagi individu akan bahagia bila ia mampu menempatkan dirinya pada ummat, dengan tafsir inspiratif ini, konteks sosial selalu menjadi tema utama. Bagaimana memaknai satu ayat dalam konteks sosial itu berarti menggiring kita sebagai pembaca sebagai mahluk sosial atau ingin bahagia bersama.
Kesembilan, tafsir inspirasi adalah tafsir yang berasaskan pada hidayah Allah dan sunah Nabi-Nya, serta logika ulama yang mengikuti bimbingan-Nya. Semua tidak boleh lepas dari aturan yang telah ditetapkan Allah.
Semoga dengan tafsir inspiratif ini logika boleh saja kita kembangkan, ilmu pengetahuan dibenarkan untuk menjadi jembatan, namun hidayah dan sandaran tetap kepada Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
Prof Zainal telah membentangkan sembilan jalan menuju kebahagiaan, semoga siapa saja yang membaca dengan metode tafsir ini, akan mendapatkan ilham ketika sendiri, ide untuk mengatasi berbagai persoalan hidup, serta pandangan dan cara berpikir yang tajam ketika menganalisis sebuah solusi.
Itulah spirit yang dibangun dengan semangat membaca, sekaligus motivasi keberlanjutan untuk sebuah tujuan yakni menggerakkan sikap menuju kebahagiaan dan kesuksesan.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.