wartagarudaonline-TebingTinggi | Meski Pilkada 2024 masih cukup lama, tapi spanduk wajah yang katanya bakal cawalkot Kota Tebing Tinggi-Sumut sudah terpampang di mana-mana.
Tak cuma di billboard besar, terlihat banyak spanduk yang diikatkan di tiang-tiang listrik dibuat pigura dari broti ada juga yang dilakukan ke pohon, atau menyatu dengan spanduk iklan lain di tepi jalan.
Tentu saja disinyalir, spanduk-spanduk itu tak berizin. Ditambah lagi, belum waktunya mereka ‘tampil' memasang alat peraga kampanye (APK).
Fahmi Ismail, pengamat sosial dan aktivis lembaga swadaya masyarakat mengatakan kepada wartawan media jejaring, seharusnya Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui Satpol PP sebagai dinas terkait, agar lebih tegas dan rajin dalam menertibkan spanduk-spanduk tak berizin itu.
“Spanduk dan bila merupakan APK itu kan nanti akan dipasang serentak ketika tahapan kampanye sudah mulai,” katanya.
Faktanya, sekarang sudah banyak yang dipasang oleh bacalon di tempat-tempat yang dilanggar. Seharusnya Pj Wali Kota Tebing Tinggi Muttaqin Hasrimy jangan terkesan cuek dan bisa bertindak tegas dengan memerintahkan jajarannya untuk menertibkan.
“Karena setahu kami informasi dari KPU Kota Tebing Tinggi, pemasang spanduk yang disinyalir tanpa ijin tersebut belum bisa dibilang mereka calon wali kota atau gubernur, karena pendaftarannya baru dibuka,” imbuhnya.
Tak cuma itu, katanya lagi, spanduk, banner dan baliho para bacawalkot dan bacagub nantinya akan berakhir sebagai sampah residu alias tak punya fungsi optimal untuk didaur ulang.
“Biasanya sampah spanduk bekas itu yang sudah dikumpulkan, paling diperlakukan sebagai residu. Jadi ya berakhir masuk ke TPS dan berakhir ke TPA bahkan kadang berserakan di jalanan,” ujarnya.
Ditambahkannya, kalau ada yang berkenan, itu digunakan ulang jadi alas atau penutup seperti terpal beca dan mungkin alas duduk. Kemungkinan ada pihak lain yang mengumpulkan dan menampungnya untuk digunakan bagi keperluan lain.
Lalu timbul pertanyaan, seperti apa tanggapan para calon pemimpin yang hari ini “gila-gilaan” memasangi spanduk dan apa komentar mereka saat ditanya soal spanduk yang terpasang belum waktunya, dan bakal berakhir sia-sia di tempat sampah.
Di sisi lain, dengan sadar para pendukung bacalon sudah merusak lingkungan, ratusan pohon dirusak dan dicemari dengan “bakal sampah” bergambar bacalon. “Sejauh mana komitmen mereka dalam menjaga keindahan Kota Tebing Tinggi,” tanya Fahmi. (Ning)