wartagarudaonline-Medan | Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Deli Serdang (GEMAPDES) menggelar Dialog Kepemudaan dengan tema “Sudahkah Akuntabel dan Transparan Pemberdayaan Keuangan Desa dalam Membangun Pemuda dan Masyarakat?
Dialog menghadirkan narasumber Wakil Ketua Komisi IV DPRD Deli Serdang Zul Amei, Arpan Batubara Ketua Gemapdes, dan Nanda Manurung Wasekum BADKO HMI Sumut yang dimoderatori Arfan Syahputra di Sahabat Kupie, Jalan Medan Binjai Km 10,5. Kamis (6/2/2025).
Zul Amri mengungkapkan, ada beberapa sumber pendapatan desa yaitu dari APBN, PAD, dan Bagi Hasil. Kabupaten Deli Serdang memilki 12 sumber mata pajak untuk penghasilan PAD (pajak cafe, parkir, hotel dll).
Program ketahanan pangan di desa yang diselenggarakan menggunakan dana desa pada kenyataan di lapangan realisasinya 0% karena ketidaksesuaiannya SDM dengan desa tersebut.
Arpan Batubara menyampaikan, sudah berupaya menghadirkan Kadis Pemdes Deli Serdang untuk menjadi narasumber dalam diskusi ini namun tidak dapat berhadir karena kegiatan musrenbang.
Musrenbang merupakan agenda penting namun saya belum pernah mendengar musrembang sampai larut malam. “Kita sengaja dan secara sadar guna mencerdaskan Pemuda Deli Serdang dengan mengajak Kadis pada pukul 19.40 WIB bukan tanpa sebab,” sambungnya.
Dana Desa haruslah dikelola secara jujur, bersih dan transparan guna sebagai contoh baik kepada pemuda, selain infrastruktur ysng memprihatinkan seperti di Desa Sei Semayang.
Arpan Batubara juga menyoroti di beberapa titik desa tidak tepatnya sasaran dalam pengelolaan dana desa, ada temuan gedung kosong yg seharusnya menjadi wadah untuk UMKM namun terbengkalai begitu saja.
“Ketidakhadiran Kadis Pemdes merupakan kesengajaan, serta adanya dugaan kongkalikong antara Kadis Pemdes dengan kepala desa terkait,” ungkapnya.
Nanda Manurung juga menyampaikan, desa merupakan elemen penting dalam tatanan negara sehingga perlu mendapat perhatian dalam bentuk program yang memajukan dalam segala aspek baik secara ekonomi hingga pendidikan yang menyesuaikan dengan potensi daerah tersebut.
Masyarakat desa jangan hanya diberikan berupa bantuan langsung tunai, tapi berikanlah pengetahuan, pengelolaan dan pendistribusian sesuai dengan potensi desa agar tercapai masyarakat yang sejahtera. Apabila terdapat kesenjangan dari stakeholder yang terkait maka akan menjadi Indonesia CEMAS 2045”.
“Terima kasih kepada bang Zul Amri karena telah meluangkan waktu untuk bertukar ide,” tutupnya.
Sebelum diskusi ditutup, Arpan Batubara mengajak peserta forum diskusi untuk hadir pukul 10.00 WIB di Dinas Pemdes karena beliau mengatakan siap untuk berdiskusi dalam jadwal tersebut.



















