Though the whereabouts of human consciousness woks great to give explanation, concepts behind Ada and time into a container that is loaded with advanced phenomonologis, where text and context and faksitasi who gathered around to become a means of explaining. Thus Heidegger`s philosophical system can be enabled as methodological hermeneutics to explain the text to rotate around faksitas. (Syahminan,2013).
Hasil cipta karya dan karsa manusia menjadi budaya atau kebudayaan, kebudayaan itu sendiri ada dua materi dan im-materi. Bukti dari hasil kebudayaan manusia dalam bentuk materi seperti bangunan, jembatan dan lainnya.
Bukti hasil kebudayaan manusia dalam bentuk im-materi seperti arsitek, lagu, pendidikan. Kebudayaan im-materi ini kemudian disimpul menjadi peradaban. Peradaban yang tinggi menggambarkan bahwa manusia pada zaman sebelumnya ketika mencipta, membuat karya dan karsa telah memikirkan masa depan yang lebih baik.
Peradaban kuno seperti Mesir, Yunani, Persia adalah bukti nyata mereka telah mempunyai sejarah panjang tentang cipta, karya dan karsa pada zaman dahulu. Namun harus diakui tidak semua hasil cipta dapat kita baca sesuai dengan maksudnya, tidak semua karya dapat kita jaga pelestariannya, dan tidaklah kita sadari bila karsa mereka justru kurang dihargai hari ini.
Untuk itu diperlukan satu ilmu tertentu secara khusus mendalami apa sesungguhnya pesan yang tersirat dan tersurat dari cipta, karya dan karsa peradaban tempo dulu, disinilah ilmu Hermenunetika menawarkan satu pendekatan yang sungguh luar biasa.
Tulisan Syahminan ahli Hermeneutika kita menjelaskan bahwa ; Hermeneuen adalah ata kerja dari istilah bahasa Yunani yang berarti menafsirkan, dan juga menjadi kata benda Hermeneia, yakni interpretasi.
Ini memberi pesan kepada kita bahwa diperlukan instrumen ilmu khusus untuk mengerti secara mendalam tentang peradaban masa lalu agar sampai kepada peradaban masa depan.
Selanjutnya menurut beliau Hermeneutika menurut pendapat lain dapat juga diartikan sebagai metode tafsir atau menafsirkan atau interpretasi terhadap satu teks. Kita diajak dialog tentang karya tempo dulu, mengapa ini penting, karena pada hakekatnya komunikasi bukan hanya sebatas pada hubungan dua individu yang berbeda, tetapi lebih dari itu semua, apakah melihat situasi yang ada di sekeliling.
Dari sini ada istilah semiologi yakni semua yang ada disekitar kita adalah turut memberi informasi dan dimaknai. Benar kita sudah diajak ke dalam untuk mengikuti apa itu hermenunetika, yang ternyata adalah persoalan mengomunikasikan satu ide, gagasan serta hasil untuk disampaikan kepada khalayak.
Sebagai seorang dosen di fakultas Ushuluddin dan Ilmu Sosial Dr.Syahminan meneruskan pembahasannya terkait dengan hermeneutika terkait dengan Al Qur`an.
Menurut beliau bahwa ini penting dan bukan persoalan biasa. Makanya penafsiran bukan perkara sederhana, tetapi merupakan aktivitas yang kompleks dengan melibatkan potensi fisik dan mental.
Dalam hal ini hermeneutika untuk tafsir Al Qur`an diperlukan pemahaman yang lebih dalam yakni; adanya perbedaan bahasa, juga merupakan kendala penafsiran, sebab ungkapan yang sama bentuknya, bisa berbeda maksudnya.
1. Berkaitan dengan proses turunnya wahyu yang diteirma oleh nabi Muhammad SAW.
2. Berkaitan dengan keberadaan penerima wahyu pertama nabi Muhammad SAW.
3. Kriteria kriteria perbedaan antara surat Makkiyah dengan Madaniyah.
4. berkaitan dengan konsep asbab an nuzul.
Sampai di sini kita bisa paham, atau justru semakin kompleks dalam berfikir tentang warisan kebudayaan khususnya immateri atau peradaban. Tetapi Syahminan sekali lagi memberi arahan bahwa; konsep Ada dan waktu menjadi acuan yang sarat dengan phenomonologis, dimana teks dan konteks dan faksitasi yang mengitarinya menjadi sarana yang menjelaskan. Meski kesadaran beradanya manusia berfungsi besar untuk memberi penjelasan.
Dengan demikian sistem filsafat tertentu dapat difungsikan sebagai metodologi hermeneutika untuk menjelaskan teks dengan seluruh faksitas yang mengitarinya. Intinya kita perlu belajar lebih jauh hermeneutika sebagai alat mengenal, memahami dan mengerti lebih dalam tentang warisan peradaban masa lalu.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.



















