Maqamat is plural form of word of maqam, what Ianguagely mean degree or rank. In English, maqamat referred as with term of stations or of stages. Whereas according to science term of tasawuf, maqamat is to domicile a slave before Allah, obtained through observance, mujahadat and others, practice of spritual and also relation which do not break him with Allah of swt. or technically maqamat also mean maximal effort and activity a sufi to increase the quality of spiritual and dimiciling him ( maqam) before Allah of swt. with certain deeds until the existence of guide to alter at concentration to other certain deed, which is diyaini as higher level deed of its value of him before Allah of swt, (Miswar, 2017).
Melangkah, berjalan, berlari kemudian berhenti, berjalan lagi, bila sanggup teruslah berlari, dan pasti satu saat akan berhenti. Itulah siklus kehidupan ini ketika kita ingin menargetkan sesuatu untuk diraih, mencapai satu tujuan, menggapai berbagai harapan, atau mengkhayal ke dunia impian.
Sampai di sini kita setuju bahwa sebuah tujuan itu harus dicapai dengan berbagai langkah, bermacam strategi dan beragam cara. Semakin ideal sebuah tujuan, maka semakin banyak melahirkan langkah, strategi dan cara.
Apakah kita telah memiliki tujuan dalam hidup ini? Atau apakah kita telah menetapkan langkah, strategi dan cara untuk menggapainya? Atau kita tidak tahu bahwa itu sudah ada dalam ada dalam diri kita masing-masing?
Manusia sesuai dengan ajaran dan keyakinannya menetapkan pilihan dalam hidup, bahwa tujuan hidup adalah untuk mengabdi kepada sang pencipta, dari sana akan lahir kesenangan, kebahagiaan, dan lain sebagainya.
Sebagian orang menganggap dengan menuruti seluruh perintah sang pencipta, maka ia akan mencapai tujuan hidup. Caranya menyerahkan diri totalitas kepada sang khalik, sampai-sampai ia meninggalkan apa yang ada pada dirinya untuk satu tujuan tersebut.
Sebagian orang lain justru berusaha semaksimal mungkin, terukur, bahkan terjadwal sehingga dengan perhitungan ia dapat mencapai tujuan atau tidak.
Amalan dengan perhitungan sesekali lewat perkalian seperti puasa satu hari akan menghapus dosa satu tahun lalu dan satu tahun yang akan datang.
Inilah cara orang untuk mencapai satu tujuan yang ia definisikan sebagai sebuah hal yang rasional tetapi mungkin untuk dicapai lewat empirisme.
Kedua kelompok orang di atas, menyadari perlu langkah, strategi, dan cara untuk mencapainya, seperti perlu dibuat tahapan dalam pencapaian.
Tahapan ini dapat dimaknai maqam pada kelompok pertama, atau milestone pada kelompok kedua intinya perlu satu langkah satu langkah agar mudah diukur.
Sesungguhnya keduanya sama-sama menyadari, memang tidak semua harus didapatkan dalam satu saat, dalam satu kesempatan apalagi dalam sekejap mata.
Bila tahapan dalam pencapaian adalah sebagai sebuah strategi, maka mungkin saja akan ada skenario lain untuk langkah berikutnya.
Jadi tahapan yang baik adalah adanya evaluasi terhadap apa yang telah dicapai, masalah dan hambatan apa yang harus diatasi, serta kesanggupan apa yang harus disiapkan untuk langkah berikutnya.
Maqam yang lebih populer dalam bahasa agama, dapat dijadikan rujukan bila memang diartikan stasiun untuk sebuah kegiatan. Tetapi kita harus benar-benar menyadari, maqam adalah tempat paling membahayakan walaupun adalah jembatan emas menuju sebuah kenyamanan.
Sangat berbahaya bila kita berlama-lama pada maqam tertentu, apalagi puas dengan apa yang telah dicapai. Kepuasan dengan membuat ukuran keberhasilan sesaat itulah penyebabnya.
Sementara itu benar menjadi jembatan terbaik, karena memang harus dilalui untuk evaluasi dan kesiapan langkah yang lebih besar, lebih luas, lebih menantang, dan disanalah lebih menentukan.
Apa yang ditulis oleh saudara kita Miswar dengan mengutup bahwa; Maqamat adalah bentuk jamak dari kata maqam, yang dalam bahasa Inggris berarti derajat atau pangkat.Dalam bahasa Inggris, maqamat disebut dengan istilah stasiun atau tahapan.
Sedangkan menurut istilah ilmu tasawuf, maqamat adalah kedudukan seorang hamba di hadapan Allah, yang diperoleh melalui ketaatan, mujahadat dan lain-lain, amalan spritual serta hubungan yang tidak memutusnya dengan Allah SWT atau secara teknis maqamat juga berarti usaha dan aktivitas maksimal seorang sufi untuk meningkatkan kualitas spiritual dan mempertemukan dirinya (maqam) di hadapan Allah SWT dengan amalan tertentu hingga adanya petunjuk untuk mengubah konsentrasi terhadap amalan tertentu lainnya, yang diyakini sebagai amalan lebih tinggi nilainya di hadapan Allah SWT.
Sungguh ini bukanlah teori, atau sekadar pernyataan kosong, lewat pengalaman kita dapat menyusun apa itu strategi, metode dan cara mencapai satu tujuan hidup dengan semangat kita dapat menggapainya.
Perjalanan hidup ini penuh dengan maqam-maqam, saya tidak mau berhenti pada maqam tertentu, maka saya bukan orang yang menikmati perjalanan itu sendiri. Kalau tak percaya tanya pada sang sufi yang telah mendefinisikan hal ini.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.