Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk di dalamnya perubahan-perubahan sosial. Sosiologi merupakan suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan yang kategoris, murni, abstrak, berusaha memberi pengertian-pengertian umum, rasionil dan empiris, serta bersifat umum. (Soerjono Soekanto, 1983:50).
Egois dan altruis adalah dua kata yang bertolak belakang namun keduanya dapat terjadi ketika ada dua, tiga atau lebih individu berinteraksi dan bersama dalam satu kegiatan.
Egois mewakili satu keadaan di mana individu ingin memosisikan dirinya pada satu kelompok atau komunitas tertentu bahwa dirinya memiliki hak privasi, atau otoritas yang kuat.
Sementara altruis adalah satu keadaan di mana individu memilih mengorbankan dengan cara meleburkan diri dalam hukum yang lebih luas apakah itu komunitas, kelompok, organisasi dan lain sebagainya.
Tidak ada yang salah dengan egois, apabila ego dikenali, dikembangkan dan dikendalikan untuk kebaikan. Contoh sifat menonjolkan diri untuk menjadi pemimpin dalam satu kelompok, tidaklah mungkin semua jadi jemaah maka satu orang harus insiatif menjadi imam di antara mereka.
Kita juga menyadari ada nilai dasar dari anak sulung atau anak pertama menjadi bagian dari keadaan yang menjadikan dirinya melahirkan sifat ego lebih dari lainnya.
Bayangkan pemimpin yang menyadari dirinya adalah orang nomor satu akan lebih baik lagi bila kesuksesannya adalah atas dukungan dan penerimaan semua orang yang menjadi tanggungjawabnya. Sekali lagi egois itu perlu namun dalam konteks selalu memberikan pelajaran agar dapat dikendalikan dan bermanfaat untuk komunitas.
Altruis tidak selamanya terkesan buruk, kadangkala makna plin-plan atau nurut menjadi pameo bagi sebagian orang di sebuah komunitas. Ada kata-kata bijak; sanggup memimpin, tidak sanggup siap dipimpin, tidak keduanya keluar!
Hal ini menunjukkan bahwa semuanya baik-baik saja bila kita memerankan diri dalam setiap komunitas. Menjadi altruis itu pilihan karena alasan untuk memajukan komunitas, organisasi atau apapun namanya.
Bayangkan sebuah kendaraan, maka pengendali utama disetujui adalah driver, dan selainnya adalah penumpang. Driver yang akan sukses bila didukung oleh kerjasama seluruh penumpangnya karena untuk mencapai tujuan yang sama pula.
Soerjono Soekanto, ahli sosiolog Indonesia memberi penegasan bahwa hubungan antar individu dan komunitas selalu berubah. Untuk itu maka struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk didalamnya perubahan-perubahan sosial.
Dengan ilmu sosiologi yang merupakan suatu ilmu pengetahuan kemasyarakatan kita akan mendapatkan bagaimana terjadinya kategoris untuk memahami keadaan mereka lebih dalam.
Tetapi juga dengan sosiologi kita akan memperoleh nilai dasar dari masyarakat secara murni, dan bahkan abstrak, dengan inilah menjadi teori yang dapat dipelajari kemudian dijadikan dasar membangun masyarakat ditempat lain.
Di waktu lain yang lebih baik lagi dengan sosiologi pula kita dapat melakukan penelitian, pengembangan bahkan rekayasa masyarakat karena sosiologi berusaha memberi pengertian-pengertian umum, rasional dan empiris.
Tidak ada yang paling hebat seseorang di tengah-tengah masyarakat, apakah dia egois atau altruis, ternyata yang paling utama adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang disekitarnya bahkan orang di luar komunitasnya.
Interaksi adalah jalan untuk mendapatkan predikat bagi orang beriman, karena tidak beriman seorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.