Pembelajaran dengan menggunakan modul memiliki arti yang berbeda yakni; (1) Modul pembelajaran yang dikembangkan adalah modul PAI berbasis nilai-nilai akhlak al-karimah untuk meningkatkan karakter religius siswa SMP, (2) Modul pendidikan Islam berbasis nilai-nilai akhlak al-karimah. terbukti efektif dalam meningkatkan pencapaian kualitas keagamaan siswa. (Budianti, 2021).
Materi ajar adalah seluruh yang ada di muka bumi ini, terbentang luas dari timur sampai barat, utara sampai selatan, bahkan kedalaman ini dari dasar laut sampai tingginya langit, dan pendidikan agama dari yang tampak sampai ada dalam hati manusia.
Semua itu adalah materi yang dapat dijadikan pelajaran. Kita dapat bayangkan apa yang kita pelajari hari ini bukan saja sesuatu yang ada di depan mata, sejarah sebelum zaman nol atau manusia tahu tulis baca, sampai masa depan yang jauh tak terjangkau oleh hitungan waktu itupun dapat dijadikan materi pelajaran.
Intinya materi pelajaran adanya tak terhingga bila kita ingin mengukurnya dengan skala apapun yang kita miliki.
Mempelajari satu materi kita dibatasi oleh siapa yang belajar, kapan belajar, dan dimana kita harus pelajari, tetapi yang lebih utama adalah untuk apa tujuan dipelajari.
Atas dasar kepentingan meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengomunikasikan seluruh materi pelajaran dengan baik, maka lahirlah gramatika pada zaman filosof Aristoteles, sampailah hari ini pelajaran bahasa itu penting bagi peserta didik.
Atas dasar pentingnya memahami kehidupan untuk menjaga, memelihara sampai mempertahankan agar manusia sehat wal afiat, maka lahirlah ilmu ketabiban dari Ibn Khaldun, sampailah pelajaran biologi untuk siswa sekolah menengah hari ini.
Dan banyak lagi sejarah mata pelajaran yang mengawali dari upaya serius seorang filosof akhirnya turun menjadi ilmu pengetahuan dan diajarkan sebagai mata pelajaran.
Transisi dari luasnya materi ilmu pengetahuan kemudian didasarkan oleh analisis kebutuhan untuk kompetensi apa ilmu itu dipelajari, maka diformalkan dalam sistem persekolahan diberi nama mata pelajaran, bidang studi, atau kajian.
Inilah formalisasi dari luasnya ilmu pengetahuan, dipersempit, ditata ruangnya, dan akhirnya dibatasi secara spesifik, makanya kajian ilmu di sekolah dasar sesungguhnya lebih luas, sementara di sekolah menengah lebih fokus, dan di perguruan tinggi lebih up date dan sangat mendalam.
Penelitian yang dilakukan Yusnaili terkait dengan pengemasan materi dalam bidang studi dalam bentuk modul sesungguhnya adalah upaya memformulasikan pembahasan.
Luasnya ilmu pengetahuan dalam pembahasan Pendidikan Agama Islam (PAI), dibatasi untuk tingkat SMP, sistematika yang rumit disederhanakan sesuai dengan perkembangan psikologi anak, sampai pada penataan seimbang antara materi, contoh, latihan dan kesimpulan maka jadilah sebuah modul.
Dalam penelitian ini modul dianggap efektif untuk pembelajaran PAI, dengan berbagai syarat dan ketentuan yang berlaku.
Artinya pengembangan pembelajaran PAI dengan menerapkan modul yang dirancang secara sengaja berarti memberi kesadaran bagi pendidik, terlebih peserta didik, ada yang harus dipelajari terlebih dahulu, ada yang harus dibelakangkan atau diakhirkan.
Berbagai metodologi pembelajaran juga diberi pilihan, sampai akhirnya latihan penguasaan, dan batasan kompetensi apa yang harus dipenuhi dalam setiap pembahasan secara ketat harus diikuti.
Jelas penelitian ini memberi wawasan yang sangat penting bagi kita yang terus menerus ingin mengembangkan kemasan materi pelajaran.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.