Oleh Prof Dr Mardianto MPd
Pengembangan model pembelajaran bahasa Arab berbasis teori Konstruktivisme menemukan bahwa disadari bahwa motivasi dan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Arab di UIN Sumatera Utara Medan masih rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi ini diantaranya kompetensi dosen masih rendah, media pembelajaran masih minim, penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, lingkungan bahasa belum terbentuk, kebijakan pimpinan perguruan tinggi belum maksimal, dll. Bahkan tampak nyata dalam pengembangan model pembelajaran dimaksud adalah model pembelajaran berbasis teori konstruktivisme dalam pembelajaran bahasa Arab, (Zulheddi, 2018).
Pembelajaran yang menghasilkan keterampilan berbahasa diperoleh secara permanen memang banyak faktor yang memengaruhinya, di antaranya kemampuan dosen, kesiapan anak, sampai pada faktor pendudukung.
Tentu tidak satu faktor saling menentukan, akan tetapi hubungan antar faktor menjadi penting dan disinilah dibutuhkan pengelolaan pembelajaran secara baik, kolaboratif bahkan sublimatif.
Idealnya kampus UIN Sumatera Utara Medan adalah tempat di mana mahasiswa dapat belajar bahasa Arab dengan baik, lingkungan keagamaan yang memiliki nuansa Islami memberi dukungan terhadap pola interaksi baik antar mahasiswa, antar dosen, maupun dengan stakeholders lainnya.
Khususnya lagi di program studi Pendidikan Bahasa Arab, maka lingkungan sangat memberikan arti bagaimana mahasiswa mampu melakukan keterampilan berbahasa Arab dengan baik.
Penelitian yang dilakukan Ustaz Zulheddi benar-benar benar memberikan fakta kepada kita bahwa untuk memberikan kemampuan keterampilan berbahasa Arab, hal utama dilakukan dengan cara mengidentifikasi motivasi mahasiswa.Selama ini kita ketahui apakah memang mahasiswa yang masuk ke program studi bahasa Arab adalah pilihan utama, pilihan kedua atau daripada tidak lulus di tempat lain.
Menurut data, bahwa setiap tahun tiga kelas/ rombel yang menjadi mahasiswa sebagian besar mereka memang memiliki pilihan utama, di samping pilihan kedua dan seterusnya.
335 mahasiswa yang kini tercatat di program studi menjadi akan lebih baik karena modal utama motivasi sesungguhnya sudah baik, tinggal memupuk, membina dan memberi kondisi serta perlakukan yang lebih baik.
Faktor berikutnya adalah kompetensi dosen, kita sangat yakin bahwa 16 dosen yang mengajar di program studi Pendidikan Bahasa Arab memiliki kompetensi yang mumpuni, secara kualifikasi mereka adalah berpendidikan magister dan doktor Bahasa Arab, bahkan empat dosen tamatan dari Timur Tengah.
Sebagian dosen yang telah senior memang memasuki masa purnatugas. Mungkin kolaborasi antara pengalaman dengan kompetensi dosen muda perlu dilakukan lebih intensif lagi.
Bila dinyatakan bahwa media pembelajaran bahasa Arab masih minim, tak dapat disangkal, beberapa tahun terakhir justru menghadirkan dosen dari universitas Arab Saudi atau penutur asli orang Arab telah dilakukan. Atau mungkin perlu lebih banyak lagi agar dapat melayani mahasiswa yang jumlahnya sudah mendekati empat ratus.
Media lain telah disediakan televisi atau siaran langsung berbahasa Arab, mungkin tinggal memaksimalkan saja sebagai media fungsional untuk peningkatan pembelajaran.
Sampailah pada model pembelajaran yang up to date. Memang pembelajaran bahasa arab sebagian ada yang using, tradisional, membosankan, apalagi bila dibandingkan dengan banyaknya aplikasi dan star up terkait dengan pembelajaran ini. Semua itu di luar kampus, bagaimana agar kampus juga memiliki dan mendayagunakan potensi model pembelajaran yang lebih baik.
Pembelajaran berbasis konstruktivisme memang bukanlah hal yang mudah, identifikasi terhadap potensi mahasiswa itu adalah hal utama, kemudian menyamakan persepsi dan kemampuan dosen harus terus dilakukan.
Media tidak hanya penutur asli yang harus ditambah, tetapi strategi yang lebih milenial dengan sentuhan teknologi mungkin akan lebih menarik dan menggembirakan mahasiswa untuk menyenangi belajar bahasa Arab.
Tidak ada yang salah dalam pembelajaran bahasa arab di UIN Sumatera Utara Medan, namun memaksimalkan upaya agar lebih baik di masa depan masih tetap diperlukan.
Seorang Doktor Zulheddi yang ahli kurikulum Bahasa Arab tamatan dari Universitas Khartoum Sudan tidaklah dapat sendiri menyelesaikan masalah pembelajaran ini, tetapi kolaborasi dengan program studi, dengan ahli teknologi pendidikan itu lebih bijaksana.
Sungguh menyenangkan belajar bahasa Arab, dosennya dapat mengajak kita ke negeri Arab pemilik bahasa aslinya, bahkan dengan keahlian tertentu kita dapat tampil di forum yang terhormat yakni ITHLA dan forum lainnya.
Dosen dan kita semua bila digagas untuk menciptakan kesenangan berbahasa Arab, maka suasana program studi akan semakin ramai dengan muhadatsa bahkan bisa saja konferensi bahasa Arab akan siap digelar oleh UIN Sumatera Utara Medan.
Pendidik inspiratif pasti menjadi bagian dari upaya menyukseskan acara tersebut.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.