Informasi dan pengetahuan kependidikan yang diperoleh melalui penelitian mempunyai tingkat kesahihan yang lebih bisa diandalkan daripada yang diperoleh dari sumber lain (misalnya, pengalaman pribadi, intuisi, tradisi dan sebagainya). Informasi atau pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian semakin banyak digunakan dalam menetapkan kebijaksanaan baru dalam dunia kependidikan. Oleh karena itu, kegiatan penelitian di bidang pendidikan semakin berkembang secara intensif sesuai dengan kebutuhan informasi yang akurat untuk dasar pembuatan keputusan. (Neliwati, 2018:1).
Agama tidak perlu diteliti, tetapi orang yang beragama dari pemahaman, pengamalan, sampai pada keputusan untuk beragama perlu diteliti secara ilmiah.
Apakah berbeda antara agama dengan pengalaman beragama, jelas berbeda, karena agama itu mutlak, sementara pengalaman itu relatif.
Agama ada dalam Al Qur`an, dan Nabi Muhammad dua sumber utama itu tidak ada yang membantah, selagi Al Qur`an dan Sunnah atau Al Hadits dari Nabi Muhammad tetap terjaga, maka agama tetap dan tidak ada yang berubah.
Ada apa dengan pengalaman agama, siapa yang memahami agama. Bagaimana cara mendapatkan pengamalan agama, dan apa keputusan seseorang dalam kehidupan beragama sangat beragam, bermacam, dan variasi satu dengan lainnya tidak dapat disangkal.
Cara mendapatkan pengetahuan agama ada yang lewat pendidikan terstruktur, ada istilah lulus dan tidak lulus, berjenjang menggunakan kurikulum, ada istilah tamat dengan tidak tamat.
Ada pula cara mendapatkannya dengan mendengar dakwah, ceramah, dan banyak pula saudara kita dengan mengikuti langsung kehidupan seseorang atau komunitas, sampailah ia mendapatkan pengetahuan agama.
Sementara itu pengamalan agama seseorang dapat saja berbeda pada masa kecil, dewasa dan hari ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan memang relatif dan sekaligus mendasari cara mengamalkan agama terus menuju kesempurnaan.
Tetapi bila berubah selamanya ini menunjukkan kehidupan beragama belum mendapatkan keputusan yang baik. Artinya keputusan mengamalkan agama bila didasari dengan pengetahuan yang mumpuni, akan semakin permanen dan konsisten.
Penelitian terhadap sesesorang bagaimana ia mendapatkan pengetahuan agama, akan sangat bermanfaat baik untuk dirinya maupun orang lain. Karena dengan informasi hasil penelitian ini memberi pelajaran bagi ktia mana cara yang efektif untuk belajar tentang agama, mana pula yang tidak diperlukan.
Apakah seseorang, komunitas, jemaah atau masyarakat beragama tidak perlu sungkan bila diteliti, tidak perlu malu untuk dibahas, apalagi sekadar mengisi google form dengan dasar kejujuran.
Penelitian tentang bagaimana pengamalan agama lebih kepada hal-hal yang bersifat personifikasi. Jadi walaupun agamanya sama, nama ibadahnya sama, tetapi pengamalan tentang hati tidak ada yang menjamin itu sama.
Konsep ketenangan, bahagia, berkah adalah upaya membimbing, mengarahkan pengalaman individu bahwa suasana hati itu bisa dibahasakan untuk dapat disampaikan pada orang lain. Ingat berbagi itu indah, bukan untuk dinikmati sendiri.
Penelitian sampai pada bagaimana sebuah keputusan untuk beragama pada seseorang tentu dalam arti yang lebih luas. Dari sejak mengenal, mempelajari sampai pada mengamalkan, menghadapi persoalan, cara mengatasinya.
Ini adalah fluktuasi hidup beragama, dan terus akan terjadi selama hidup. Maka penelitian beragama seseorang tidak ada habisnya, tidak ada yang permanen, semua terus dinamis bahkan tidak ada batas akhir.
Uniknya keputusan untuk hidup beragama ada dengan pengalaman yang biasa-biasa saja berjalan normal, tetapi justru ada orang mendapatkan agama dari pengalaman hidupnya yang sangat tragis dan itu lebih membentuk kepribadian beragama. Itupun menurut ukuran yang relatif siapa dan bagaimana kita menelitinya.
Hiduplah dengan dasar ilmu pengetahuan, bila ingin lebih baik maka telitilah kebiasaan dan jadikanlah setiap keadaan bagian dari bagaimana menyempurnakan hidup beragama.
Teman saya pernah menyampaikan bahwa; banyak orang lulus ujian beragama karena dengan ujian kemiskinan, tetapi justru lebih banyak yang tidak lulus karena kekayaan.
Di mana sebenarnya agama dalam kehidupan ini, memang kita perlu berpartisipasi setiap ada penelitian tentang hidup beragama.
Kita setuju “Dengan kolaborasi kita bangun negeri, lewat pendidikan kita bersinergi”.